Friday, April 11 2025

In

tetap saja kuberikan pengecualian

hai,
selamat malam.
ketika saya memutuskan untuk menciptakan blog ini, sebenarnya saya sudah berencana akan meminimalisir tulisan-tulisan galau berbau cinta. saya ingin sekali blog ini jadi blog profesional. tapi ternyata masih sulit.
ya sudahlah. apa boleh buat.
bukankah saya bilang, saya menulis untuk diri saya sendiri? kenapa harus pusing ini blog mau jadi apa. hahaha.
kemarin sore, membelah jalanan jogja yang cukup ramai di dalam mobil sendirian, saya jadi bisa berpikir banyak. kebetulan kemarin temanya "kebahagiaan". dimulai dengan kalimat "Kalau orang lain tidak bisa memberikan kebahagiaan ke kamu, kenapa kamu ga ciptakan kebahagiaamu sendiri?"
benar juga.
selama ini, saya susah payah berharap kepada orang lain agar bisa membuat saya bahagia. teman, laki-laki, orang tua, siapapun itu. tetap saja tidak pernah terpenuhi. lama-lama saya jadi aneh. saya cepat sekali kecewa, cepat sekali jatuh, cepat sedih.
belakangan, saya rajin beli mawar ke toko bunga. banyak orang tanya "dalam rangka apa yu?" atau "buat apa yu?" atau malah "beli sendiri banget nih yu? ga ada yang beliin?". terus terang saya bingung, apa yang salah dari beli bunga sendiri, dipajang sendiri, dipandangi sendiri? harusnya ga ada. toh, rumah-rumah yang setiap hari ada bunga juga belinya sendiri, ga selalu karena dikasih orang. saya kan ingin memberi kebahagiaan pada diri saya sendiri. salah satu caranya adalah dengan beli bunga segar, walaupun ga tiap hari.
belakangan pula, saya mencoba agak menjauh dari orang-orang yang biasanya saya harapkan. bukannya sombong, tapi saya berusaha sebisa mungkin untuk tidak terikat batin sama mereka, sehingga saya tidak perlu berekspektasi tinggi. mereka protes, tapi ya terserahlah. saya melindungi kesejahteraan diri saya. saya galau, mereka protes. saya cari cara agar saya bahagia, protes juga. sudahlah bodo amat. alhamdulillah, saya jadi tidak banyak berharap kepada mereka.
intinya, saya sedang berusaha keras untuk tidak menggantungkan harapan kepada siapapun.
tapi, ada satu orang yang sama sekali tidak bisa saya tinggalkan atau saya hapuskan harapannya. ada satu pengecualian.
hahaha. yah, dia, siapa lagi. untuk dia, saya berani ambil resiko terbesar yang bisa menghancurkan semua usaha penguatan diri yang telah saya lakukan susah payah. saya tahu, resikonya besar, berat, dan saya yakin jika itu terjadi, jatuhnya saya tidak akan tanggung-tanggung. tapi ya bodo amat, saya ambil resiko itu. saya tetap berharap sampai saya tahu saya sudah benar-benar tidak lagi bisa berharap. mau dikata bodoh, mau dimarahin "ngapain kamu nungguin, kamu harus lupa", saya tidak akan berhenti.
saya tidak akan berhenti.
dia pengecualian. titik.


Hai. :)
Terimakasih atas balasan singkatmu yang ramah hari ini. Itu sudah lebih dari cukup. Alhamdulillah kamu baik-baik saja. Alhamdulillah. Itu juga sudah cukup bagiku. Terimakasih Ya Rabb sudah melindungi dia saat aku tidak diizinkan unuk melindunginya. 
Tuan, aku tahu apa yang mau kamu bilang. Aku tahu kamu pasti minta aku untuk berhenti menunggu. Tapi sepertinya aku tidak bisa. Entah, ya mungkin memang aku ini bodoh kali, terlalu diperbudak oleh perasaan. Tapi aku tidak peduli selama kamu yang aku perjuangkan. Kamu pantas kok untuk aku perjuangkan. Aku ini keras kepala. Dan sayangnya, untuk hal ini juga aku keras kepala. Ya mungkin kamu sekarang juga sudah sama orang lain, haha aku sama sekali tidak tahu. Tapi selama berita resminya belum ada, aku tidak akan berhenti, Tuan.
Jaga dirimu baik-baik, selesaikan apa yang harus kau selesaikan. Jika izin sudah turun, cepatlah kembali. Kamu tahu dimana harus mencariku.

- Nona

Related Articles

0 komentar:

Post a Comment