Monday, April 7 2025

In beauty 101 random ramble skincare temanmu cerita

A Dummy Talks about Skincare

Sejak awal tahun ini aku mulai rutin layering skincare. Sekali layering bisa 5-7 step, exclude weekly scrubbing & masker.
Layering itu apa? Layering itu istilah yang dipakai kalau kita menumpuk berbagai macam produk skincare dalam satu tahap. Layering skincare yang paling terkenal itu yang dari Korea, lebih dikenal dengan “10 Step Korean Skincare”. Aku sendiri belum layering sampai 10 step karena berbagai alasan, diantaranya karena merasa belum butuh dan kondisi finansial. Hehe
Kenapa sih harus layering? Emang cuci muka aja ga cukup? Untuk aku ngga cukup. Alasannya banyak sih.
Pertama karena umurku udah 24 tahun, sebentar lagi 25. Aku merasa udah mulai harus mencegah terjadinya aging. Aku inget banget zaman aku SD sering banget dengar iklan di TV yang bilang kalau produk anti-aging harus mulai digunakan di umur 30. Tapi aku memilih untuk menggunakan produk anti-aging lebih awal karena beberapa pertimbangan. Memang ngga semua tahap skincare-ku diformulasikan untuk yang anti-aging sih, tapi di beberapa step pakai yang anti-aging. Kenapa mulai lebih awal? Karena aku beranggapan kalau kondisi udara saat ini sama kondisi udara 10 atau 15 tahun lalu zaman aku SD pasti udah beda jauh. Polusi saat ini pasti lebih tinggi, lapisan ozon udah makin tipis, radikal bebas berkeliaran, dll. Ditambah penggunaan gadget dan gaya hidup yang makin serampangan. Contoh kecil penggunaan HP dan komputer, saat kita menggunakan HP kita cenderung menundukkan kepala kan? Sadar atau tidak, semakin banyak kita menundukkan kepala, semakin rentan kita terkena double chin (lipatan lemak di bawah dagu) atau kerut di bagian bawah mata. Belum lagi faktor bawaan lahir seperti kerut ekspresi di sudut mata yang muncul kalau aku senyum, kalau ngga dirawat kulitnya, bisa jadi makin lama makin parah kerutnya.
Kedua, karena aku pengguna makeup. Semakin banyak makeup yang aku gunakan, semakin kotor kulitku. Banyak produk makeup yang menempel di wajah, bahkan menyumbat pori-pori. Pori-pori yang tersumbat inilah yang nantinya akan menyebabkan jerawat, komedo, dan masalah-masalah kulit lainnya. Sehingga, semakin banyak makeup yang aku gunakan, maka semakin intens pula perawatan yang harus aku lakukan.
Ketiga, karena aku punya goals untuk percaya diri ke tempat umum dengan hanya pake sunscreen + bedak tapi tetap keliatan segar dan ga kucel. Sekarang juga sebenernya aku sering sih pergi cuma pakai sunscreen dan bedak, tapi jarang. Sebenernya bukan ngga PD, tapi aku ngerasa kalau hanya pakai sunscreen + bedak, kulitku kelihatan kurang segar. Mungkin efek karena aku bisa lihat warna-warna yang ngga rata di kulit kali ya.
Keempat, aku mau "kanvas" ku dalam pakai makeup itu bagus, aku sering foto super close-up dan ga pakai beautifying edit/filter. Kalau kulitnya banyak bolong-bolong  atau warna-warna gelap kan ga bagus fotonya. Plus masih banyak banget makeup yg ga bisa aku pakai karena kulitku belum bagus. Contoh: dewy foundation dan shimmery blush. Kalo cuma buat foto dari jarak jauh sih bagus-bagus aja, tapi di dunia nyatanya jelek sis. Buat yang ngga tahu, dewy foundation (foundation dengan efek “basah” kayak yang suka dipakai orang korea) dan shimmery blush (blush on yang punya efek kilau atau glitter) kadang bikin tekstur kulit kita jadi makin jelas. Contohnya kalau di kulit aku, kedua produk tersebut bisa bikin pori-poriku yang besar jadi makin terlihat.
Tapi 7 step kan banyak banget? Iya, kalau kulitnya seperti aku, butuh sampai 7 step. Tapi tiap orang kebutuhan kulitnya beda. Ada tipe orang yang semakin sedikit pakai produk, semakin baik kulitnya. Then go for it. Kamu harus tahu kebutuhan kulit kamu itu yang seperti apa. Kalau aku punya banyak masalah di kulit. Acne-prone, minyak berlebih, warna kulit ngga merata, pori-pori besar, kerut ekspresi di sekitar mata, ah you name it. Otomatis karena banyak masalah, banyak juga produk yang harus dipakai. Karena biasanya ngga ada 1 produk yang mencakup semua masalah itu tadi, fokusnya pasti beda-beda.
Step-nya apa? Pagi: facial foam - serum vit.c - hydrating toner - eye serum - pelembab (plus sunscreen kalo mau keluar rumah). Malem: oil cleanser (kalo habis pakai sunscreen) - facial foam - (kadang ditambah) micellar water - acid toner - hydrating toner - eye serum - face serum - pelembab. Seminggu sekali pakai scrub, clay mask (tapi lagi abis, belum beli lagi) sama sheet mask (yang ini aku ngga rutin, kalo pengen aja. Kalo mau rutin bisa 2-3x seminggu, bisa juga tiap hari kalo kamu rajin).
Kok step pagi sama malam beda? Iya, karena kebutuhan kulitnya juga beda. Kalau pagi kan kita ngga habis pakai makeup, jadi cuma pakai 1 kali pembersih aja udah cukup, disini aku prefer pakai facial foam. Tapi bisa juga pakai micellar water aja (Micellar water: air khusus yang digunakan untuk membersihkan makeup dan kulit. Contoh merk yang punya micellar water: Bioderma, Garnier, L’oreal, Maybelline, dll). Tapi somehow aku kurang yakin kalau hanya pakai micellar water. Di step pagi juga aku pakai serum vit.c sebelum pakai toner dan aku ngga pakai acid toner di pagi hari, pertimbangannya adalah (setelah aku riset) ada beberapa pendapat yang bilang bahwa serum vit. C itu bekerja lebih baik pada kulit telanjang (bare face), ada juga yang berpendapat kalau skincare yang asam (acidic) lebih baik digunakan sebelum seluruh produk yang melembabkan (serum vit.c punyaku pH-nya 5.5, cukup acidic), dan ada juga yang berpendapat kalau vit.c ngga boleh digabung dengan AHA/BHA (which is kandungan utama dari acid toner). Jadi aku lebih memilih kalau acid toner-ku hanya dipakai di malam hari.
Terus gimana dong, kan skincare mahal? Balik lagi ke kulit kamu, kalau kamu cocok pakai skincare affordable buatan lokal ya alhamdulillah banget dong. Tapi aku punya banyak pertimbangan, kebanyakan skincare lokal ngga sesuai dengan preferensiku. Contohnya toner, aku pakai 2 jenis toner, yang acid dan yang hydrating. Kalau cari skincare lokal yang punya acid toner, hmmm good luck to find it, masih susah bgt ditemuin. Cari toner lokal yang hydrating juga susyah, mostly toner lokal pakai alkohol, sementara alkohol itu bikin kulit kering. Kalau bikin kering bukan hydrating toner lagi dong namanya? Jadi aku lebih prefer untuk pakai produk impor karena ya itu tadi, lebih sesuai dengan preferensiku.
Semuanya impor? Engga, kok. Beberapa produk yang aku pakai juga brand lokal. Sekarang udah banyak brand lokal yang bagus. Salah satunya aku pakai serum vitamin C dari votre peau. Meskipun produk lokal tapi ini bagus banget, harganya pun masih terjangkau. Untuk serum vitamin C masih bisa dibeli dgn harga 220.000 which is very good deal, karena biasanya serum itu di atas 250 ribu. Ada juga dari brand Sensatia Botanical (yang ini aku belum coba), yang katanya juga bagus banget. Selain itu, kamu juga bisa buat pertimbangan tentang produk mana yang harus di-invest dan produk mana yang bisa “ngalah”. Contoh, serum wajah dan serum/krim mata itu produknya “kaya” banget, nah mereka biasanya harganya mahal, tapi kandungannya juga banyak dan fokus ke 1 masalah. Makanya, kamu harus investasikan uang sedikit lebih banyak ke 2 produk ini. Tapi kamu bisa “ngalah” di beberapa produk lain kayak pelembab, facial foam atau makeup remover, karena ketiga produk ini dengan harga jauh lebih murah pun kamu udah bisa dapat yang bagus. Kamu juga harus bisa ngasih limit ke budget-mu, misalnya 1 produk ngga boleh lebih dari 250 ribu. Sebagus apapun suatu produk yang kamu incar, kamu harus berpikir ulang kalau harganya di atas limit. Ada harga ada rupa itu ga sepenuhnya bener untuk skincare. Skincare itu jodoh, bedanya kalau skincare jodohnya bisa ada banyak :D. Kulit setiap orang itu unik, sama kayak sidik jari. Jadi yang cocok di aku, belum tentu cocok di kamu. Makanya kamu perlu trial and error sendiri.
Efek layering apa? Kulitku enak banget sih sekarang. Bukan bagus ya, tapi enak. Ya ga bebas selamanya dari jerawat juga sih, tapi bisa dibilang aku punya kontrol terhadap kulitku sendiri. Kalau aku males ngerawat ya berarti salahku sendiri kalo ada jerawat nongol. Lagian nih ya kalau kamu perhatiin, orang-orang yang sering pake makeup tapi kulitnya tetep bagus itu pake skincare-nya pasti udah lama. Minimal 3 bulan sampe tahunan. Orang-orang yang di umur 35+ tapi masih keliatan kayak 28 tahunan itu pasti dr umur 25+ udah mulai pake skincare.
Ga capek yu? Ya kadang capek, kadang aku terlalu capek abis keluar rumah sampe akhirnya ga punya tenaga lagi buat layering. Kalau udah gini biasanya aku singkat step-nya jadi cuma 4 step dasar. Double cleansing - hydrating toner - pelembab.
Tapi males yu. "Iya, awalnya emang males, tapi begitu kamu ngerasain hasilnya pasti ketagihan." Itu kalimat KLISE SIH, SUMPAH. Tiap orang bilang kalimat itu, tapi sungguh benar adanya. Dulu aku juga skeptis pas dibilangin kalimat itu. Tapi sekarang tuh kalo aku ga pakai 1 step aja rasanya bersalah gitu :(
Terus gimana kalau mau mulai layering?
Pertama kamu harus komunikasi dulu sama kulitmu, apa yang kamu butuh, apa yang bermasalah, sumber masalahnya apa. Baru cari solusi.
Kedua, kenali istilah-istilah skincare dan manfaatnya. Aku jabarin beberapa istilah umumnya secara singkat dibawah ini ya:
-      Double cleansing: pembersihan muka 2 kali. First cleansing biasanya pakai yang oil-based, bisa berbentuk minyak/balm/milk. Tujuannya adalah untuk menghapus dan meluruhkan makeup di wajah kamu. First cleansing ini WAJIB dilakukan setiap kamu pakai sun protection, meskipun Cuma SPF di dalam pelembab/bb cream. Nah second cleansing biasanya pakai yang water-based, bisa berbentuk facial foam atau lainnya. Beberapa orang ngga mau pakai facial foam karena sedikit harsh di kulit, jadi ada yang pakai cleansing cream dll yang aku ngga terlalu paham.
-       Double toning: penggunaan 2 toner. Bahkan ada yang pakai 3 toner. Fungsi utama toner adalah untuk mengembalikan sifat kulit kita yang menjadi basa ketika dibersihkan. Kulit yang sehat itu sifatnya cenderung asam, sementara produk pembersih kulit itu bikin kulit kita cenderung ke arah basa. Untuk itu kita perlu toner untuk mengembalikan keasaman kulit kita. Kalau kamu mau simpel, kamu bisa pakai 1 jenis toner aja, pastikan toner tersebut bisa mengembalikan keasaman kulit kamu tanpa bikin kulit kamu kering ya. Tapi kalau kamu mau ekstra, kamu bisa double toning. Toner pertama yaitu acid toner/exfoliating toner, gunanya adalah untuk mengangkat sel kulit mati dan kotoran perlahan-lahan dari dalam. Kalau kamu pakai acid toner, otomatis kamu harus pakai toner yang kedua yaitu hydrating toner, gunanya untuk mengembalikan kelembaban kulit kamu setelah proses eksfoliasi.
-     Serum: produk yang punya kandungan yang kaya, biasanya berkonsistensi kental. Serum ini punya berbagai macam jenis yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan kulit kamu.
-       Eye cream/eye serum: aku sendiri belum terlalu paham bedanya eye serum dan eye cream. Tapi setahuku, bedanya ya seperti face serum dan face cream, kalau eye serum lebih kaya. Kenapa harus pakai eye serum/eye cream? Karena kulit di sekitar mata itu cuma setebal tisu dan cenderung terlupakan. Ada yang bilang kalau kita pakai produk wajah di sekitar mata, itu terlalu kaya. Kalau terlalu kaya juga ga bagus, bisa menimbulkan yang namanya Milia (seperti bintik-bintik menonjol di sekitar mata, warnanya putih).
-      Scrub: seperti lulur untuk wajah. Gunanya untuk mengangkat sel kulit mati (eksfoliasi). Kalau kamu ngga pakai acid toner atau produk eksfoliasi lainnya, kamu bisa pakai scrub 2-3 kali seminggu. Tapi kalau kamu pakai acid toner, kamu bisa pakai scrub 1x aja seminggu biar ngga over-exfoliation.
-      Masker: ya masker :D ada banyak jenisnya, tapi yang aku tahu ada 2 jenis masker yang punya kegunaan berbeda. Pertama ada clay mask (masker tanah liat), biasanya digunakan untuk “detox” kulit dan mengurangi minyak berlebih, mostly bentuknya kayak cream yang dioles ke kulit tapi ada juga yang berbentuk lembaran. Yang kedua ada masker yang bertujuan untuk menutrisi, sama aja bentuknya bisa cream atau lembaran tapi lebih banyak lembaran. Tujuannya untuk menginfus kulit kita dengan nutrisi, bisa nutrisi untuk melembabkan, mengencangkan, anti-aging, macem-macem deh pokoknya.
Ketiga, RISET RISET RISET. Sampe sekarang pun tiap mau beli/ganti produk aku pasti riset lagi. Efeknya apa, cara pakainya gimana, cocoknya untuk tipe kulit apa, kalau dikombinasi sama produk yang lain boleh apa engga. Ada banyak step skincare yang aku skip karena aku ngerasa belum butuh. Contohnya essence. Aku juga ngga terlalu paham gunanya essence itu apa, tapi setahuku orang korea dan jepang sangat senang pakai essence karena bisa lebih melembabkan kulit mereka (kan korea atau jepang udaranya kering banget). Nah aku ngerasa belum butuh essence jadi aku belum pakai essence. Cara riset skincare itu gampang, kamu tinggal buka google/youtube dan search dengan kata kunci misalnya “Best Moisturizer for Oily Skin” atau sejenisnya, lalu kamu bacain deh artikelnya satu-satu. Kalau pilihan kamu udah mengerucut ke 1 produk, misalnya pelembab A, kamu tinggal ganti keyword-nya jadi “Pelembab A review” lalu baca lagi satu-satu.
Keempat, coba satu-satu jangan langsung sepaket. Kenapa? Biar kamu bisa lihat produk mana yang cocok di kulit kamu, mana yang engga. Mana yang ngasih perubahan, mana yang bisa dieliminasi. Seperti yang tadi aku bilang, trial and error. Sekalian sesuaiin budget.
Kelima, jangan maksa. Kalau memang kamu sudah beli 1 produk dan ngga cocok ya jangan dipaksa. Daripada kulit kamu kenapa-napa dan jadi lebih parah masalahnya, mending kamu ganti produk.
Budget-nya gimana? Nah ini. Aku punya cara gampang buat beli produk-produk itu tapi efektif dan ga memberatkan. TAPI, harus ekstra sabar.
Caranya adalah dengan nabung sehari 10.000, bisa kurang/lebih. Kalau kurang dari itu ya goals-mu lebih lama tercapai, kalau lebih dari itu artinya goals-mu lebih cepat tercapai.
Goals-nya apa sih? Goals-nya adalah 2 bulan (+/- 60 hari) bisa beli 3 produk dengan rata2 harga 200.000. Ga sesaklek itu sih, fleksibel aja sesuai kemampuan kamu. Alhamdulillah kalau cocok dengan yang di bawah 200 ribu. Itungannya 200.000:10.000 per hari= 20 hari. Jadi 1 produk bisa "dicicil" dalam 20 hari.
Lama dong? Iya lama, tapi ga berat. Coba bandingin, dalam sebulan sekali belanja langsung keluar 200 ribu sama keluar 10 ribu per hari mana yang lebih kerasa hilang duitnya? Yang langsung 200 ribu pasti lebih kerasa, karena saldonya berkurang langsung banyak :D
Kelebihannya 1 lagi, kan skincare cocok-cocokan tuh. Jadi kamu bisa sekalian test kecocokan kamu dengan 1 produk sembari kamu nabung untuk beli produk yang lain. Waktu 20 hari itu cukup banget menurutku kalau cuma untuk ngetes cocok apa engga-nya 1 produk di kulit kamu. Kalau untuk ngetes efektivitas-nya baru ngga cukup. Hehe.
Aku kasih contoh deh. Misalnya aku mau beli 2 produk, acid toner sama pelembab, harganya masing-masing 200 ribu. Tanggal 1 April aku mulai nabung, tanggal 20 April aku udah bisa beli acid toner-nya (exclude ongkir, kamu bisa pilih nabungnya mau sekalian untuk ongkir apa engga). Nah tanggal 21 April aku mulai nabung untuk beli pelembab, sekalian mulai ngetest kecocokan kulitku sama si acid toner yang udah aku beli kemarin. Tanggal 10 Mei, aku udah bisa liat kulitku bereaksi negatif apa ngga sama acid toner yg baru aku beli, kalau cocok ya aku lanjutin. Sekaligus aku udah punya uang utk beli pelembab. Baru deh aku beli pelembabnya. Kemudian test lagi, nabung lagi. Gitu terus sampai kamu punya kebebasan finansial :D
Melelahkan, tapi kamu happy. Kebutuhan kulit terpenuhi, pengeluaran juga ngga kerasa hilang banyak banget. Jangan dipaksain juga, kalau emang lagi ngga punya uang ya berhenti dulu nabungnya, lanjutin lagi kalau udah gajian. Jangan sampai kamu ngga bisa makan karena uangnya buat beli skincare.
Kayaknya segitu dulu aja deh penjelasanku soal skincare. Awalnya cuma mau share cara nabung aja, malah jadi ngomongin skincare-nya yang lebih banyak. Dari yang tadinya untuk caption instagram jadi pindah ke blog. Semoga ngga bosen ya bacanya, dan semoga terbantu sama yang aku jelasin. Maaf kalau masih banyak kesalahan atau aku kurang riset. See you later :D

Related Articles

0 komentar:

Post a Comment