Sejak awal tahun ini aku
mulai rutin layering skincare. Sekali layering bisa 5-7 step, exclude weekly
scrubbing & masker.
Layering itu apa? Layering
itu istilah yang dipakai kalau kita menumpuk berbagai macam produk skincare
dalam satu tahap. Layering skincare yang paling terkenal itu yang dari Korea,
lebih dikenal dengan “10 Step Korean Skincare”. Aku sendiri belum layering
sampai 10 step karena berbagai alasan, diantaranya karena merasa belum butuh
dan kondisi finansial. Hehe
Kenapa sih harus layering? Emang
cuci muka aja ga cukup? Untuk aku ngga cukup. Alasannya banyak sih.
Pertama karena umurku udah
24 tahun, sebentar lagi 25. Aku merasa udah mulai harus mencegah terjadinya
aging. Aku
inget banget zaman aku SD sering banget dengar iklan di TV yang bilang kalau
produk anti-aging harus mulai digunakan di umur 30. Tapi aku memilih untuk
menggunakan produk anti-aging lebih awal karena beberapa pertimbangan. Memang
ngga semua tahap skincare-ku diformulasikan untuk yang anti-aging sih, tapi di
beberapa step pakai yang anti-aging. Kenapa mulai lebih awal? Karena aku
beranggapan kalau kondisi udara saat ini sama kondisi udara 10 atau 15 tahun lalu zaman
aku SD pasti udah beda jauh. Polusi saat ini pasti lebih tinggi, lapisan ozon
udah makin tipis, radikal bebas berkeliaran, dll. Ditambah penggunaan gadget
dan gaya hidup yang makin serampangan. Contoh kecil penggunaan HP dan komputer,
saat kita menggunakan HP kita cenderung menundukkan kepala kan? Sadar atau
tidak, semakin banyak kita menundukkan kepala, semakin rentan kita terkena
double chin (lipatan lemak di bawah dagu) atau kerut di bagian bawah mata.
Belum lagi faktor bawaan lahir seperti kerut ekspresi di sudut mata yang muncul
kalau aku senyum, kalau ngga dirawat kulitnya, bisa jadi makin lama makin parah
kerutnya.
Kedua, karena aku pengguna
makeup. Semakin banyak makeup yang aku gunakan, semakin kotor kulitku. Banyak produk makeup yang menempel
di wajah, bahkan menyumbat pori-pori. Pori-pori yang tersumbat inilah yang
nantinya akan menyebabkan jerawat, komedo, dan masalah-masalah kulit lainnya. Sehingga, semakin banyak makeup yang aku gunakan, maka semakin intens pula perawatan yang harus aku
lakukan.
Ketiga, karena aku punya
goals untuk percaya diri ke tempat umum dengan hanya pake sunscreen + bedak
tapi tetap keliatan segar dan ga kucel. Sekarang juga sebenernya aku sering sih pergi cuma pakai
sunscreen dan bedak, tapi jarang. Sebenernya bukan ngga PD, tapi aku ngerasa
kalau hanya pakai sunscreen + bedak, kulitku kelihatan kurang segar. Mungkin
efek karena aku bisa lihat warna-warna yang ngga rata di kulit kali ya.
Keempat, aku mau
"kanvas" ku dalam pakai makeup itu bagus, aku sering foto super
close-up dan ga pakai beautifying edit/filter. Kalau kulitnya banyak bolong-bolong atau warna-warna gelap kan ga bagus fotonya. Plus masih banyak banget
makeup yg ga bisa aku pakai karena kulitku belum bagus. Contoh: dewy foundation
dan shimmery blush. Kalo cuma buat foto dari
jarak jauh sih bagus-bagus aja, tapi di dunia nyatanya jelek sis. Buat yang ngga tahu, dewy
foundation (foundation dengan efek “basah” kayak yang suka dipakai orang korea)
dan shimmery blush (blush on yang punya efek kilau atau glitter) kadang bikin
tekstur kulit kita jadi makin jelas. Contohnya kalau di kulit aku, kedua produk
tersebut bisa bikin pori-poriku yang besar jadi makin terlihat.
Tapi 7 step kan banyak
banget? Iya, kalau kulitnya seperti aku, butuh sampai 7 step. Tapi tiap orang
kebutuhan kulitnya beda. Ada tipe orang yang semakin sedikit pakai produk,
semakin baik kulitnya. Then go for it. Kamu harus tahu kebutuhan kulit kamu itu yang seperti apa. Kalau aku
punya banyak masalah di kulit. Acne-prone, minyak berlebih, warna kulit ngga
merata, pori-pori besar, kerut ekspresi di sekitar mata, ah you name it.
Otomatis karena banyak masalah, banyak juga produk yang harus dipakai. Karena
biasanya ngga ada 1 produk yang mencakup semua masalah itu tadi, fokusnya pasti
beda-beda.
Step-nya apa? Pagi: facial
foam - serum vit.c - hydrating toner - eye serum - pelembab (plus sunscreen
kalo mau keluar rumah). Malem: oil cleanser (kalo habis pakai sunscreen) -
facial foam - (kadang ditambah) micellar water - acid toner - hydrating toner -
eye serum - face serum - pelembab. Seminggu sekali pakai scrub, clay mask (tapi
lagi abis, belum beli lagi) sama sheet mask (yang ini aku ngga rutin, kalo
pengen aja. Kalo mau rutin bisa 2-3x seminggu, bisa juga tiap hari kalo kamu
rajin).
Kok step pagi sama malam
beda? Iya, karena kebutuhan kulitnya juga beda. Kalau pagi kan kita ngga habis
pakai makeup, jadi cuma pakai 1 kali pembersih aja udah cukup, disini aku
prefer pakai facial foam. Tapi bisa juga pakai micellar water aja (Micellar
water: air khusus yang digunakan untuk membersihkan makeup dan kulit. Contoh
merk yang punya micellar water: Bioderma, Garnier, L’oreal, Maybelline, dll).
Tapi somehow aku kurang yakin kalau hanya pakai micellar water. Di step pagi
juga aku pakai serum vit.c sebelum pakai toner dan aku ngga pakai acid toner di
pagi hari, pertimbangannya adalah (setelah aku riset) ada beberapa pendapat
yang bilang bahwa serum vit. C itu bekerja lebih baik pada kulit telanjang
(bare face), ada juga yang berpendapat kalau skincare yang asam (acidic) lebih
baik digunakan sebelum seluruh produk yang melembabkan (serum vit.c punyaku
pH-nya 5.5, cukup acidic), dan ada juga yang berpendapat kalau vit.c ngga boleh
digabung dengan AHA/BHA (which is kandungan utama dari acid toner). Jadi aku
lebih memilih kalau acid toner-ku hanya dipakai di malam hari.
Terus gimana dong, kan
skincare mahal? Balik lagi ke kulit kamu, kalau kamu cocok pakai skincare
affordable buatan lokal ya alhamdulillah banget dong. Tapi aku punya banyak pertimbangan, kebanyakan skincare lokal ngga sesuai dengan preferensiku. Contohnya toner, aku pakai 2 jenis toner, yang acid dan yang
hydrating. Kalau cari skincare lokal yang punya acid toner, hmmm good luck to
find it, masih susah bgt ditemuin. Cari toner lokal yang hydrating juga susyah,
mostly toner lokal pakai alkohol, sementara alkohol itu bikin kulit kering.
Kalau bikin kering bukan hydrating toner lagi dong namanya? Jadi aku lebih
prefer untuk pakai produk impor karena ya itu tadi, lebih sesuai dengan
preferensiku.
Semuanya impor? Engga, kok.
Beberapa produk yang aku pakai juga brand lokal. Sekarang udah banyak brand
lokal yang bagus. Salah satunya aku pakai serum vitamin C dari votre peau.
Meskipun produk lokal tapi ini bagus banget, harganya pun masih terjangkau.
Untuk serum vitamin C masih bisa dibeli dgn harga 220.000 which is very good
deal, karena biasanya serum itu di atas 250 ribu. Ada juga dari brand Sensatia
Botanical (yang ini aku belum coba), yang katanya juga bagus banget. Selain
itu, kamu juga bisa buat pertimbangan tentang produk mana yang harus di-invest
dan produk mana yang bisa “ngalah”. Contoh, serum wajah dan serum/krim mata itu
produknya “kaya” banget, nah mereka biasanya harganya mahal, tapi kandungannya
juga banyak dan fokus ke 1 masalah. Makanya, kamu harus investasikan uang
sedikit lebih banyak ke 2 produk ini. Tapi kamu bisa “ngalah” di beberapa
produk lain kayak pelembab, facial foam atau makeup remover, karena ketiga
produk ini dengan harga jauh lebih murah pun kamu udah bisa dapat yang bagus. Kamu
juga harus bisa ngasih limit ke budget-mu, misalnya 1 produk ngga boleh lebih
dari 250 ribu. Sebagus apapun suatu produk yang kamu incar, kamu harus berpikir
ulang kalau harganya di atas limit. Ada harga ada rupa itu ga sepenuhnya bener
untuk skincare. Skincare itu jodoh, bedanya kalau skincare jodohnya bisa ada
banyak :D. Kulit setiap orang itu unik, sama kayak sidik jari. Jadi yang cocok
di aku, belum tentu cocok di kamu. Makanya kamu perlu trial and error sendiri.
Efek layering apa? Kulitku
enak banget sih sekarang. Bukan bagus ya, tapi enak. Ya ga bebas selamanya dari
jerawat juga sih, tapi bisa dibilang aku punya kontrol terhadap kulitku
sendiri. Kalau aku males ngerawat ya berarti salahku sendiri kalo ada jerawat
nongol. Lagian nih ya kalau kamu perhatiin, orang-orang yang sering pake makeup tapi
kulitnya tetep bagus itu pake skincare-nya
pasti udah lama. Minimal 3 bulan sampe tahunan. Orang-orang yang di umur 35+ tapi masih keliatan kayak 28 tahunan itu pasti dr
umur 25+ udah mulai pake skincare.
Ga capek yu? Ya kadang
capek, kadang aku terlalu capek abis keluar rumah sampe akhirnya ga punya
tenaga lagi buat layering. Kalau udah gini biasanya aku singkat step-nya jadi cuma 4 step dasar. Double cleansing - hydrating
toner - pelembab.
Tapi males yu. "Iya,
awalnya emang males, tapi begitu kamu ngerasain hasilnya pasti ketagihan."
Itu kalimat KLISE SIH, SUMPAH. Tiap orang bilang kalimat itu, tapi sungguh
benar adanya. Dulu aku juga skeptis pas dibilangin kalimat itu. Tapi sekarang
tuh kalo aku ga pakai 1 step aja rasanya bersalah gitu :(
Terus gimana kalau mau mulai
layering?
Pertama kamu harus
komunikasi dulu sama kulitmu, apa yang kamu butuh, apa yang bermasalah, sumber
masalahnya apa. Baru cari solusi.
Kedua, kenali istilah-istilah skincare dan manfaatnya. Aku
jabarin beberapa istilah umumnya secara singkat dibawah ini ya:
-
Double cleansing: pembersihan muka 2 kali. First cleansing biasanya pakai
yang oil-based, bisa berbentuk minyak/balm/milk. Tujuannya adalah untuk
menghapus dan meluruhkan makeup di wajah kamu. First cleansing ini WAJIB
dilakukan setiap kamu pakai sun protection, meskipun Cuma SPF di dalam
pelembab/bb cream. Nah second cleansing biasanya pakai yang water-based, bisa
berbentuk facial foam atau lainnya. Beberapa orang ngga mau pakai facial foam
karena sedikit harsh di kulit, jadi ada yang pakai cleansing cream dll yang aku
ngga terlalu paham.
-
Double toning: penggunaan 2 toner. Bahkan ada yang pakai 3 toner. Fungsi
utama toner adalah untuk mengembalikan sifat kulit kita yang menjadi basa
ketika dibersihkan. Kulit yang sehat itu sifatnya cenderung asam, sementara
produk pembersih kulit itu bikin kulit kita cenderung ke arah basa. Untuk itu
kita perlu toner untuk mengembalikan keasaman kulit kita. Kalau kamu mau
simpel, kamu bisa pakai 1 jenis toner aja, pastikan toner tersebut bisa
mengembalikan keasaman kulit kamu tanpa bikin kulit kamu kering ya. Tapi kalau
kamu mau ekstra, kamu bisa double toning. Toner pertama yaitu acid
toner/exfoliating toner, gunanya adalah untuk mengangkat sel kulit mati dan
kotoran perlahan-lahan dari dalam. Kalau kamu pakai acid toner, otomatis kamu
harus pakai toner yang kedua yaitu hydrating toner, gunanya untuk mengembalikan
kelembaban kulit kamu setelah proses eksfoliasi.
- Serum:
produk yang punya kandungan yang kaya, biasanya berkonsistensi kental. Serum
ini punya berbagai macam jenis yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan kulit
kamu.
-
Eye
cream/eye serum: aku sendiri belum terlalu paham bedanya eye serum dan eye
cream. Tapi setahuku, bedanya ya seperti face serum dan face cream, kalau eye
serum lebih kaya. Kenapa harus pakai eye serum/eye cream? Karena kulit di
sekitar mata itu cuma setebal tisu dan cenderung terlupakan. Ada yang bilang
kalau kita pakai produk wajah di sekitar mata, itu terlalu kaya. Kalau terlalu
kaya juga ga bagus, bisa menimbulkan yang namanya Milia (seperti bintik-bintik
menonjol di sekitar mata, warnanya putih).
- Scrub:
seperti lulur untuk wajah. Gunanya untuk mengangkat sel kulit mati
(eksfoliasi). Kalau kamu ngga pakai acid toner atau produk eksfoliasi lainnya,
kamu bisa pakai scrub 2-3 kali seminggu. Tapi kalau kamu pakai acid toner, kamu
bisa pakai scrub 1x aja seminggu biar ngga over-exfoliation.
-
Masker:
ya masker :D ada banyak jenisnya, tapi yang aku tahu ada 2 jenis masker yang
punya kegunaan berbeda. Pertama ada clay mask (masker tanah liat), biasanya
digunakan untuk “detox” kulit dan mengurangi minyak berlebih, mostly bentuknya
kayak cream yang dioles ke kulit tapi ada juga yang berbentuk lembaran. Yang
kedua ada masker yang bertujuan untuk menutrisi, sama aja bentuknya bisa cream
atau lembaran tapi lebih banyak lembaran. Tujuannya untuk menginfus kulit kita
dengan nutrisi, bisa nutrisi untuk melembabkan, mengencangkan, anti-aging,
macem-macem deh pokoknya.
Ketiga, RISET RISET RISET. Sampe sekarang pun tiap
mau beli/ganti produk aku pasti riset lagi. Efeknya apa, cara pakainya gimana,
cocoknya untuk tipe kulit apa, kalau dikombinasi sama produk yang lain boleh
apa engga. Ada
banyak step skincare yang aku skip karena aku ngerasa belum butuh. Contohnya
essence. Aku juga ngga terlalu paham gunanya essence itu apa, tapi setahuku
orang korea dan jepang sangat senang pakai essence karena bisa lebih melembabkan
kulit mereka (kan korea atau jepang udaranya kering banget). Nah aku ngerasa
belum butuh essence jadi aku belum pakai essence. Cara riset skincare itu
gampang, kamu tinggal buka google/youtube dan search dengan kata kunci misalnya
“Best Moisturizer for Oily Skin” atau sejenisnya, lalu kamu bacain deh
artikelnya satu-satu. Kalau pilihan kamu udah mengerucut ke 1 produk, misalnya
pelembab A, kamu tinggal ganti keyword-nya jadi “Pelembab A review” lalu baca
lagi satu-satu.
Keempat, coba satu-satu
jangan langsung sepaket. Kenapa? Biar kamu bisa lihat produk mana yang cocok di
kulit kamu, mana yang engga. Mana yang ngasih perubahan, mana yang bisa
dieliminasi. Seperti yang tadi aku bilang, trial and error. Sekalian sesuaiin budget.
Kelima, jangan maksa. Kalau
memang kamu sudah beli 1 produk dan ngga cocok ya jangan dipaksa. Daripada
kulit kamu kenapa-napa dan jadi lebih parah masalahnya, mending kamu ganti
produk.
Budget-nya gimana? Nah ini.
Aku punya cara gampang buat beli produk-produk
itu tapi efektif dan ga memberatkan. TAPI, harus ekstra sabar.
Caranya adalah dengan nabung sehari 10.000, bisa kurang/lebih. Kalau
kurang dari itu ya goals-mu lebih lama tercapai, kalau
lebih dari itu artinya goals-mu lebih cepat tercapai.
Goals-nya apa sih? Goals-nya
adalah 2 bulan (+/- 60 hari) bisa beli 3 produk dengan rata2 harga 200.000. Ga
sesaklek itu sih, fleksibel aja sesuai kemampuan kamu. Alhamdulillah kalau cocok dengan yang di bawah 200 ribu.
Itungannya 200.000:10.000 per hari= 20 hari. Jadi 1 produk bisa
"dicicil" dalam 20 hari.
Lama dong? Iya lama, tapi ga
berat. Coba bandingin, dalam sebulan sekali belanja langsung keluar 200 ribu
sama keluar 10 ribu per hari mana yang lebih kerasa hilang duitnya? Yang
langsung 200 ribu pasti lebih kerasa, karena saldonya berkurang langsung banyak
:D
Kelebihannya 1 lagi, kan
skincare cocok-cocokan tuh. Jadi kamu bisa sekalian test
kecocokan kamu dengan 1 produk sembari kamu nabung untuk beli produk yang
lain. Waktu 20 hari itu cukup banget menurutku kalau cuma untuk ngetes cocok
apa engga-nya 1 produk di kulit kamu. Kalau untuk
ngetes efektivitas-nya baru ngga cukup. Hehe.
Aku kasih contoh deh.
Misalnya aku mau beli 2 produk, acid toner sama pelembab, harganya masing-masing 200 ribu. Tanggal 1 April aku mulai nabung, tanggal 20
April aku udah bisa beli acid toner-nya (exclude ongkir, kamu bisa pilih
nabungnya mau sekalian untuk ongkir apa engga).
Nah tanggal 21 April aku mulai nabung untuk beli pelembab, sekalian mulai
ngetest kecocokan kulitku sama si acid toner yang udah aku beli kemarin.
Tanggal 10 Mei, aku udah bisa liat kulitku bereaksi negatif apa ngga sama acid
toner yg baru aku beli, kalau cocok ya aku lanjutin. Sekaligus aku udah punya
uang utk beli pelembab. Baru deh aku beli pelembabnya. Kemudian test lagi,
nabung lagi. Gitu terus sampai kamu punya kebebasan finansial :D
Melelahkan, tapi kamu happy.
Kebutuhan kulit terpenuhi, pengeluaran juga ngga kerasa hilang banyak banget.
Jangan dipaksain juga, kalau emang lagi ngga punya uang ya berhenti dulu nabungnya,
lanjutin lagi kalau udah gajian. Jangan sampai kamu ngga bisa makan karena
uangnya buat beli skincare.
Kayaknya segitu dulu aja deh
penjelasanku soal skincare. Awalnya cuma mau share cara nabung aja, malah jadi
ngomongin skincare-nya yang lebih banyak. Dari yang tadinya untuk caption
instagram jadi pindah ke blog. Semoga ngga bosen ya bacanya, dan semoga
terbantu sama yang aku jelasin. Maaf kalau masih banyak kesalahan atau aku
kurang riset. See you later :D
0 komentar:
Post a Comment