In

Pasti ada bayaran untuk setiap degup cepat di dada yang berakhir dengan terguncangnya pundak,

dan bayarannya pasti indah.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In

Nanti, ada suatu saat dimana manusia tidak perlu sangat bahagia untuk mendapatkan yang dia inginkan.
Tidak perlu sangat mencintai untuk merajut masa depan.
Ada kalanya, perasaan tidak bisa terpenuhi demi memenuhi kebaikan untuk diri sendiri.
Banyak masalah tidak pernah selesai hanya karena cinta.
Banyak pula cinta terkorbankan hanya demi bahagia.
Hidup dengan kakimu sendiri, dengan cinta caramu sendiri, bahagialah dengan dirimu sendiri.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In

Perempuan dan Air Mata

Perempuan dan air mata itu dekat

tidak ada yang pantas menyalahkan luruhnya sungai di sudut mata seorang perempuan.

Air mata ibaratnya pertunjukan dari segala sesak pada benak,

ibaratnya penunjuk dari segala riuh dalam keruh.

Jangan pernah marah pada air mata perempuan,

jika hadirnya suci, 

seluruh jiwanya ikut mengalir di setiap rintik yang jatuh.

Seringkali seluruh raganya ikut bergetar,

terguncang oleh sedu sedan berkepanjangan.

Bukan karena lemah,

namun beban yang dipikul sudah melebihi kapasitas batin yang lelah.

Bukan karena menyerah,

tapi ingin sejenak menyuarakan rindu dan kesal yang menumpuk di sudut gelisah.

Jangan pernah acuh pada air matanya,

sebab terkadang acuhmu memupuk sakit,

menanam benih kebenciannya pada dunia.

Dia perempuan biasa, sama seperti perempuan lainnya,

air mata hanya jadi salah satu bahasa untuk marah,

untuk bersuara dalam diamnya.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In

Ada Baiknya Kamu Datang Sekarang

Ada baiknya kamu datang sekarang, saat aku masih berpijak di tanah.
Terlambat sedikit, bisa jadi aku sudah mulai terbang ke langit.
Bukan menghilang, tapi beranjak menggapai mimpi.

Ada baiknya kamu datang sekarang,
saat aku masih kecil tak berarti.
Terlambat sedikit, bisa jadi aku sudah jadi orang besar.
Dan aku akan cari orang yang sama besarnya denganku.
Kalau sekarang, kita bisa sama-sama berjuang menjadi orang besar.

Ada baiknya kamu datang sekarang, saat aku masih menaruh tangan di samping tubuhku.
Terlambat sedikit, bisa jadi tanganku sudah ada di atas, sibuk memberi kelebihan pada orang lain.
Kalau sekarang, kamu bisa dengan mudah menggenggam tanganku karena masih berada pada ketinggian yang sama dengan milikmu.

Ada baiknya kamu datang sekarang, saat aku masih bisa melunakkan hati.
Terlambat sedikit, bisa jadi hatiku sudah sekeras batu.
Dan hatiku takkan mampu menyamai kelembutan hatimu.

Ada baiknya kamu datang sekarang, dalam semua kekurangan kita bertemu.
Terlambat sedikit, salah satu dari kita sudah bergerak maju, meninggalkan yang lain.
Kita bisa ringan menggenggam, menghirup udara yang sama, karena kita sama kan?
Terimakasih sudah datang tepat waktu.

Aku menyayangimu, A.

-Another A-

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In

what if

What if one day I find someone who's not as charming as I hope
someone who's not as smart as I hope
someone who's not as nice as I hope
but he makes me happy.

What if one day, the man I meet is someone who's just as broken as I am
or someone who had more problem than I had
someone who's not as good as I dreamed everyday
but he makes me happy.

What if one day the man who come, is not the man I prayed for
not the man like I asked for
not the man I hoped for
but he makes me happy.

What if one day, that man, makes me forget what I've been planned for years
makes me turn my way just to promise myself to always beside him
makes me do everything I didn't imagine just to make sure that he's fine
and it makes me happy

What if one day, I meet the man, who's still have me to guide
rather than he guides me
but he makes me happy

What if all those things are happen
but I am happy to be with him
happy just to see him

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In

"Itu artinya kamu belum memaafkan, belum bisa ikhlas."

selama ini aku kira aku sudah mengikhlaskan, tapi mungkin memang belum.
apa yang membuat manusia bisa memaafkan kesalahan orang lain?
ikhlas.
ikhlas itu bukan perkara gampang.
ketika kamu dilukai sedemikian rupa oleh orang yang sangat kamu percaya, ya beginilah sakitnya.
sudah lewat hampir 3 tahun, saya masih sesak napas lihat namanya, apalagi fotonya.
maaf, kalau saya jadi cenderung kasar, hobi ngamuk-ngamuk.
entah, rasanya muak.
saya juga maunya semua berjalan baik. balik lagi seperti semula.
tapi saya masih belum bisa.
mungkin masalah ini saya hindari sedemikian rupa selama 2 tahun terakhir sehingga tampaknya saya baik-baik saja.
tapi ternyata kenyataannya tidak seperti itu.
masalah itu tetap ada. tetap jadi duri dalam kehidupan saya.
saya tidak tahu cara apa yang paling baik untuk saya lakukan.
tetap menjauh atau berusaha bodo amat dan sok akrab, padahal sakit.
jujur, saya tidak bisa baik-baik saja dengan kalian.
setidaknya tidak untuk saat ini.
kenapa? entah. maunya saya, kalian tetap ada dalam hidup saya, tapi tidak untuk berinteraksi dengan saya.
tapi saya selalu sesak napas kalau lihat kalian. bahkan ketika kalian tidak ada dalam satu kesatuan.
maaf, mungkin saya salah cara dalam menyampaikan.
hanya saja, saya ingin kalian tahu, saya sudah berusaha, tapi tidak bisa.
saya ingin mengatakan kepada kalian, tapi tidak tahu bagaimana caranya.

lucu, kalau ingat saya masih bisa nangis karena hal yang udah lewat hampir 3 tahun ini.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In

Pada setiap langkah lebar di pagi hari, kutaruh sebuah harapan
satu-satu berguguran kala sore bergulir dalam lamunan
Riuh rendah suara tawa di kerumunan
tak mampu usir sekelebat bayangan yang entah atas dasar apa hadir secara konstan
Ini tak lazim buatku
terlalu menekan keinginan hingga terserang halusinasi
tak ada satupun tempat kulalui tanpa memutar memori
tanpa melihat ada yang tersenyum sambil menatap tajam mataku

Yogyakarta, 22.04.14 00.06

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In

Satu

Satu tubuh.
Satu tahun.
Satu huruf.
Dua nama.
Dua hati.
Dua kali jatuh.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In

In the meaning of the midnight.

How I miss the moment, staying up late, texting you. 

There was a lot of smiles. Really.

Or the moment, when I'm deliberately not turn my phone off while I sleep.

Only because I'm waiting for your message, so I can wake up and reply it quickly.

I know then, when the midnight comes, you're still awake.

So when I remember that, I'm happy to stay awake until the midnight goes away.

Just to know that in the same time, you and I are awake when the others sleep.

I love the silence, the cold that embrace me.

I love the city that starting to sleep.

I love the roads with the rest of cars going back to their home.

I love the quiet, so I can hear the "tik tok" from my clock.

I know that you're awake, working hard to gain what you need.

And I feel terrible to sleep.

I miss the moment when you send me an emoticon of flowers. Hahaha.

I miss the time when you said "You have to sleep. It's late. I'm not feeling well let you awake texting me until late."

And the moment, when you said you want me.

Or the moment when you ask me to let you go.

It's all happened in the midnight.

How I miss all of that.

How I miss all of you.


Yogyakarta, 10.04.14

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In

for my dearest

Don’t give up too easy, try to brave for one reason, sometimes it’s right to follow the wrong side of your heart, over the right way.
Don’t try too hard to escape. Sometimes you only found the happiness inside the wrong person. The choice is in your hand, happy or haunted.
Don’t fall for my beauty, just fall for my dark, you have to dare to enlighten it. It’s dark and it’s waiting for you. Bring the light.

Don’t afraid to come back, you have no idea who’s waiting or going.
Don’t look too close, you’ll only know who’s hold your heart until you’re going forward. But still, you have no idea who’s waiting or going.
Don't go too far, I'm waiting.

Yogyakarta, 08.04.14

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In

tetap saja kuberikan pengecualian

hai,
selamat malam.
ketika saya memutuskan untuk menciptakan blog ini, sebenarnya saya sudah berencana akan meminimalisir tulisan-tulisan galau berbau cinta. saya ingin sekali blog ini jadi blog profesional. tapi ternyata masih sulit.
ya sudahlah. apa boleh buat.
bukankah saya bilang, saya menulis untuk diri saya sendiri? kenapa harus pusing ini blog mau jadi apa. hahaha.
kemarin sore, membelah jalanan jogja yang cukup ramai di dalam mobil sendirian, saya jadi bisa berpikir banyak. kebetulan kemarin temanya "kebahagiaan". dimulai dengan kalimat "Kalau orang lain tidak bisa memberikan kebahagiaan ke kamu, kenapa kamu ga ciptakan kebahagiaamu sendiri?"
benar juga.
selama ini, saya susah payah berharap kepada orang lain agar bisa membuat saya bahagia. teman, laki-laki, orang tua, siapapun itu. tetap saja tidak pernah terpenuhi. lama-lama saya jadi aneh. saya cepat sekali kecewa, cepat sekali jatuh, cepat sedih.
belakangan, saya rajin beli mawar ke toko bunga. banyak orang tanya "dalam rangka apa yu?" atau "buat apa yu?" atau malah "beli sendiri banget nih yu? ga ada yang beliin?". terus terang saya bingung, apa yang salah dari beli bunga sendiri, dipajang sendiri, dipandangi sendiri? harusnya ga ada. toh, rumah-rumah yang setiap hari ada bunga juga belinya sendiri, ga selalu karena dikasih orang. saya kan ingin memberi kebahagiaan pada diri saya sendiri. salah satu caranya adalah dengan beli bunga segar, walaupun ga tiap hari.
belakangan pula, saya mencoba agak menjauh dari orang-orang yang biasanya saya harapkan. bukannya sombong, tapi saya berusaha sebisa mungkin untuk tidak terikat batin sama mereka, sehingga saya tidak perlu berekspektasi tinggi. mereka protes, tapi ya terserahlah. saya melindungi kesejahteraan diri saya. saya galau, mereka protes. saya cari cara agar saya bahagia, protes juga. sudahlah bodo amat. alhamdulillah, saya jadi tidak banyak berharap kepada mereka.
intinya, saya sedang berusaha keras untuk tidak menggantungkan harapan kepada siapapun.
tapi, ada satu orang yang sama sekali tidak bisa saya tinggalkan atau saya hapuskan harapannya. ada satu pengecualian.
hahaha. yah, dia, siapa lagi. untuk dia, saya berani ambil resiko terbesar yang bisa menghancurkan semua usaha penguatan diri yang telah saya lakukan susah payah. saya tahu, resikonya besar, berat, dan saya yakin jika itu terjadi, jatuhnya saya tidak akan tanggung-tanggung. tapi ya bodo amat, saya ambil resiko itu. saya tetap berharap sampai saya tahu saya sudah benar-benar tidak lagi bisa berharap. mau dikata bodoh, mau dimarahin "ngapain kamu nungguin, kamu harus lupa", saya tidak akan berhenti.
saya tidak akan berhenti.
dia pengecualian. titik.


Hai. :)
Terimakasih atas balasan singkatmu yang ramah hari ini. Itu sudah lebih dari cukup. Alhamdulillah kamu baik-baik saja. Alhamdulillah. Itu juga sudah cukup bagiku. Terimakasih Ya Rabb sudah melindungi dia saat aku tidak diizinkan unuk melindunginya. 
Tuan, aku tahu apa yang mau kamu bilang. Aku tahu kamu pasti minta aku untuk berhenti menunggu. Tapi sepertinya aku tidak bisa. Entah, ya mungkin memang aku ini bodoh kali, terlalu diperbudak oleh perasaan. Tapi aku tidak peduli selama kamu yang aku perjuangkan. Kamu pantas kok untuk aku perjuangkan. Aku ini keras kepala. Dan sayangnya, untuk hal ini juga aku keras kepala. Ya mungkin kamu sekarang juga sudah sama orang lain, haha aku sama sekali tidak tahu. Tapi selama berita resminya belum ada, aku tidak akan berhenti, Tuan.
Jaga dirimu baik-baik, selesaikan apa yang harus kau selesaikan. Jika izin sudah turun, cepatlah kembali. Kamu tahu dimana harus mencariku.

- Nona

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In

Kamu tahu rasanya, tapi tidak tahu? Tanya aku.

Kamu tahu rasanya merindu tapi tidak tahu harus bertemu siapa? Tanya aku.
Kamu tahu rasanya mencinta tapi tidak tahu harus bilang pada siapa? Tanya aku.
Kamu tahu rasanya menunggu tapi tidak tahu harus sampai kapan menunggu? Tanya aku.
Kamu tahu rasanya mencari tapi tidak tahu harus kemana mencari? Tanya aku.
Kamu tahu rasanya berdiam tapi tidak tahu untuk apa kau diam? Tanya aku.
Kamu tahu rasanya mencintaimu?
Tanya aku.

Yogyakarta, 25 Maret 2014
3 weeks after I saw you around.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In

20.03.14

Hujan. Nampaknya ia enggan untuk segera melesat turun ke bumi, namun harus. Setitik demi setitik ia jatuh, lalu deras tak tertahan. Kemudian mengukir jeda, entah untuk apa. Sebentar ia riuh seperti rindu. Menghentak-hentak seperti degup jantung yang timbul kala mencinta. Sebentar kemudian ia diam. Seperti patah tak terperi ketika ditinggal pergi.
Aku lelah berbicara tentang mimpi, apalagi yang ditulis bersama orang lain. Terakhir aku coba percaya, aku malah diminta berhenti. Bahkan apa salahku pun aku tidak paham. Yang aku tahu, mimpiku sudah terlanjur tinggi untuk kemudian dibiarkan hangus begitu saja. Mencoba merangkak kembali untuk menggapai, aku malah dipukul jauh ke belakang. Sebenarnya, apa memang pernah ada mimpi yang ingin kau wujudkan atau aku hanya satu diantara persinggahan-persinggahan yang pernah kau diami?
Aku lelah berbicara tentang pilu, apalagi yang berhubungan denganmu. Terakhir aku bicara, kamu seolah mengerti, tapi malah mengulangi. Mungkin bagimu jika bukan kau yang mengalami, maka tidak perlu kau pelajari dan pahami. Sementara aku berulang kali retak untuk hal yang sama. Semestinya ketika ku bilang aku baru sembuh, kau catat baik-baik dengan tinta merah.
Aku lelah berbicara. Sebanyak aku bicara, sebanyak itu pula hatiku remuk. Sebanyak aku percaya, sebanyak itu pula aku disudahi. Terlalu sakit bagiku untuk melihatmu bergerak maju, namun aku terdewakan oleh sebuah perasaan yang lebih senang mengalah katanya.
Janjiku untuk membuatmu bahagia, dengan atau tanpaku. Janjiku untuk melihatmu tersenyum, karena atau bukan karenaku. Janjiku untuk tidak menyakitimu, sekarang ataupun nanti, sama saja.

Yogyakarta, 20 Maret 2014
I miss you.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In

Ada di Langit by Kurniawan Gunadi


Aku tinggal dibumi. Tapi, carilah aku di langit. Sebab aku tertahan diantara bintang-bintang. Kau jemput aku dengan doa-doa setelah shalatmu. Kau tengadahkan tanganmu atau bersujud, berdoalah untuk memintaku. Aku tertahan dan garis batas yang membentang diantara kita selebar langit dan bumi. 


Aku tinggal di bumi, tapi carilah aku dilangit. Di sepertiga malammu saat Tuhan turun ke langit bumi. Mintalah aku yang berada di genggaman tangan-Nya. Percuma mencariku di bumi, sebab kunci itu ada d langit. Kunci yang akan menghapus garis batas diantara kita. Mengubah garis yang tadinya neraka, menjadi surga.

 
Aku berada di tempat yang tidak bisa kau temui di bumi. Tapi kau bisa menemuiku di langit, meski bukan wujud kita yang bertemu. Melainkan doa-doa kita yang menggetarkan singgasana-Nya. Temukan aku di langit, didalam doa-doa panjangmu. Didalam harapanmu.


Meski kita tidak saling tahu nama, tidak saling tahu rupa. Jemputlah aku dilangit. Sebab aku tahu, kau mengenalku bukan karena nama dan rupa. Doa kita telah bertemu sebelum fisik kita. 


Mudah bagi-Nya membuat kita kemudian bertemu. Tidak hanya bertemu namun juga disatukan. Sebagaimana doa-doa yang sebelumnya telah kita panjatkan.
Pertemuan kita yang pertama berada di langit, kan? Sekarang kau tahu, mengapa aku memintamu mencariku di langit? 
Bandung, 11 Februari 2014 | (c)kurniawangunadi

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In

Imaji

Selamat malam Tuan,
izinkan sedikit imajinasiku mengisi malammu
tak perlu takut akan dingin
sebab jika kau temukan makna di balik senyumku, 
hangat kan kau rengkuh.

Ini tulisan biasa, Tuan
tapi asaku turut mengisi diksinya
agar yang menjerit di dalam dada bisa keluar.

Tak perlu kau cermati, Tuan
sengaja kubuat sederhana biar meresap pada kalbumu yang paling rapuh.

Aku mungkin kurang ajar, Tuan
tapi bagiku simpul kecil di ujung bibirmu adalah anak panah
matanya melesat jauh ke dalam hatiku
dan mengukir tulisan tentang harapan yang kau titipkan padaku.

Jogja, 24.02.14

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In

the line between us

Hari Pertama
Apa sih gunanya hari ini dan beberapa hari yang akan datang? Berkali-kali aku menghadiri acara wajib seperti ini, aku tidak pernah bisa menarik kesimpulan apa gunanya membuang-buang waktu untuk hal-hal seperti ini. Selalu ada ketidakseimbangan kekuatan dalam hari-hari seperti ini. Satu pihak dengan arogansi yang dibuat-buat, mencoba menguatkan kesan tegas dan keras. Sementara satu pihak diposisikan sebagai "penerima" sikap arogan yang disengaja itu. Ah, aku muak dengan konsep-konsep seperti ini.
Tapi, itu siapa?

Sekian Hari Selanjutnya
Oh, dia. Memangnya apa hebatnya dia? Aku tidak kenal dia.

Berselang Beberapa Bulan
Iya, aku tahu dia. Dia sering muncul dalam hidupku, tapi dia tidak punya hubungan langsung dengan hidupku. Tapi aku akui, menarik melihatnya "hidup". Tapi tidak ah, dia terlalu jauh untuk bisa digapai. Dunia kami sangat berbeda.

Sekitar Setahun Setelahnya
Dia kah? Wah, menarik sekali. Apa kubilang. Dunia kami berseberangan, dia sangat hebat.

Kurang Lebih Setahun Setengah
Ada dia. Mungkin ini jalannya agar aku bisa mengenalnya.

Setahun Setengah Lebih Beberapa Waktu
Dia masih terlalu jauh. Aku tidak yakin dia pernah ingat bahwa ada aku dalam hidupnya. Apa dia pernah ingat namaku? Aku rasa tidak. Dia orang hebat, aku biasa-biasa saja. Dan lagi, dia punya orang.

Lewat Sedikit Dari Dua Tahun
Hah, dia sendiri? Bukankah sebelumnya kudengar mereka sangat membuat orang bangga dan senang? Ya sudahlah. Toh, dia tidak akan melihat padaku. Aku ini siapa. Aku punya nyali sebesar apa untuk mengharapkan orang se-"besar" dia.

Dua Tahun Lebih Beberapa Bulan
Beberapa kali dia masuk dalam topik pembicaraanku dan teman baikku. Aku tetap tidak yakin dia pernah menyadari keberadaanku dalam hidupnya. Dan lagi sepertinya, aku bukan tipe orang yang dia cari, dan dia bukan tipe orang yang aku cari. Tidak ah. Kami tidak akan cocok. Aku pasti kalah dengannya.

Dua Tahun Lebih Beberapa Bulan Lebih Banyak
Sahabatku: "Hai, ada yang mau kenalan."
Aku: "Siapa?"
Sahabatku: "Dia."
Apa? Aku mimpi? Dia?

Hampir Dua Tahun Setengah
"Aku sudah mencari beberapa waktu, dan aku menemukan kamu. Mau kah?"
Ya, dia, padaku. :)
Doaku terjawab. Ternyata aku salah. Dia yang terbaik. Dia yang memenuhi semua yang aku minta pada Tuhan. Dia, pasti dia.
"Ya." kataku mantap.

Hampir Dua Tahun Setengah Lewat Beberapa Hari
Ada apa ini? Benarkah kata orang bahwa fase ini tidak seindah fase sebelumnya? Ah tidak, mungkin dia terlalu sibuk. Aku harus bisa paham. Bukankah untuk itu dia memintaku?

Hampir Dua Tahun Setengah Lewat Beberapa Hari Lebih Banyak
Sebenarnya sebesar apa masalahnya aku tidak pernah tahu. Serumit apa keputusan yang harus dia ambil, aku tidak pernah tahu. Yang aku tahu, aku benar-benar kalah. Dia pergi.

Dua Tahun Setengah
Bohong jika aku bilang tidak peduli. Aku selalu berdoa bisa melihat senyumnya suatu hari nanti, dan tetap aku yang jadi alasannya tersenyum. Aku selalu berdoa semoga aku bisa kembali beradu mata dengan sepasang mata tajam miliknya. Seperti yang kami lakukan pada pertemuan pertama dan terakhir kami, masing-masing menyelami dan berusaha mencerna apa yang ada dalam benak ketika dua pasang mata itu bertemu. Aku tidak pernah tahu maknanya, sampai sekarang.

Hari Ini
Aku menyadari keberadaanmu sejak pertama kali kita dipertemukan. Aku di antara banyak pihak yang sengaja diposisikan kalah, dan kau sebagai pihak yang sengaja dibuat arogan. Apa yang pernah terjadi di antara kita, sampai sekarang masih seperti mimpi. Aku masih tidak tahu apa yang membuatmu sudi untuk mampir, dan apa yang mendorongmu kembali melanjutkan perjalanan. Yang aku tahu, hatiku merah sejak kutemukan namamu ada di dalamnya.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In

Fear free

1. Jangan takut mengaku salah, karena berbuat salah itu sangat manusiawi.

2. Jangan takut kehilangan, karena kamu jadi lebih bisa menghargai apa yang telah hilang.

3. Jangan takut minta tolong, karena kehebatan manusia ada batasnya.

4. Jangan takut sendirian, karena di saat sendiri kamu bisa mendengarkan suara hati kamu yang paling sejati.

5. Jangan takut kesepian, karena itu bagian dari kehidupan dan sinyal peringatan untuk membangun hubungan erat dengan manusia lain.

6. Jangan takut patah hati, karena rasa sakitnya bisa membuat kamu lebih mengenal dan menyayangi dirimu sendiri.

7. Jangan takut bertanya, karena pertanyaan bisa membuka dialog dan memberi kamu pengetahuan baru yang mungkin saja menguntungkan kamu.

8. Jangan takut meminta hak, karena siapa lagi yang akan memperjuangkan hidup kamu selain dirimu sendiri?

9. Jangan takut gagal, karena kegagalan akan menempa kamu menjadi lebih tangguh.

10. Jangan takut punya musuh, karena musuh membuat kamu terus waspada. Lebih baik kamu takut pada teman palsu.

11. Jangan takut bilang "helooo", pada orang asing sekalipun, karena bisa jadi itu awal dari sebuah persahabatan yang indah.

12. Jangan takut berpisah, karena perpisahan perlu untuk mempersiapkan perjumpaan baru, percintaan baru, dan pengalaman baru.


Sumber: Wonderteen magazine 305/January/XX/2014 halaman 66-67.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In

bicara soal: cinta

Once, someone said: “bagiku, cinta itu proses. kenapa aku bisa cinta sama ibuku, itu karena proses kan.”

Honestly, saya tidak terlalu setuju. Beberapa kali saya pernah berpikir. Kenapa sebagian orang kadang lebih senang menghabiskan liburan bersama pacarnya dibandingkan dengan keluarganya? Bukankah keluarga adalah orang-orang yang akan selalu menerima apa adanya? Kenapa ketika pacar marah kita mati-matian berusaha minta maaf sedangkan ketika ayah atau ibu kita marah, kadang kita biasa aja, malah balik marah. Kenapa kadang kita rela mati-matian memperbaiki diri biar orang yang kita suka itu bisa suka balik sama kita, sementara ketika ayah atau ibu minta kita berubah, kita menolak?

Pemikiran saya lalu bermuara pada satu kesimpulan: Karena cinta pada orang tua itu bukan pilihan, sementara cinta pada lawan jenis itu pilihan, meskipun kadang kita melakukan pilihan itu tanpa sadar.

Kita nggak bisa memilih kan orang tua mana yang mau kita cintai, atau lebih sayang mana ke ayah atau ke ibu? Karena cinta pada mereka itu bukan pilihan, tapi memang sejak kita lahir ke dunia, kita sudah di “setting” agar cinta sama mereka. Tentu kondisi ini terjadi ketika hubungan kita dengan orang tua berjalan baik-baik saja. No violence, no neglect. Bahkan kadang, anak-anak yang mengalami kekerasan dan pengabaian dari orang tuanya pun masih tetap cinta sama orang tuanya. Walaupun mungkin kadarnya berkurang. But still, in the deepest of their heart, they love their parents, but may be they’re too hurt to admit that they love them.

Berbeda dengan cinta pada pacar. Even love at first sight is a choice. Kalaulah cinta pada pandangan pertama itu bukan pilihan, kita pasti jatuh cinta pada semua orang kan? Hahaha. Sebab kita punya standar tentang orang seperti apa yang bisa membuat kita jatuh cinta, tipe wajah seperti apa yang kita suka, dan hal-hal lain itulah maka saya berani bilang bahwa “Love at first sight is a choice.”

Kenapa kita lebih rela berubah demi mendapatkan seseorang daripada karena orang tua kita yang meminta? Balik lagi karena cinta pada lawan jenis itu adalah pilihan. Pilihan tidak hanya dibuat oleh satu pihak yang bermain cinta, tapi oleh kedua belah pihak. Kita misalkan Budi jatuh cinta pada Wati. Budi memilih jatuh cinta pada Wati karena Wati cantik. Tapi Wati tidak memilih jatuh cinta pada Budi karena Budi pemalas. Kalau Budi tidak rela mengubah sifat pemalasnya demi mendapatkan Wati, maka mereka tidak akan bisa saling jatuh cinta. Sesimpel itu. Bahkan jika Budi dan Wati akhirnya jadian lalu ada sebuah sifat Wati yang tidak disukai Budi dan Wati tidak mau mengubahnya, maka Budi bisa saja memilih meninggalkan Wati.
Tidak begitu dengan orang tua. Cinta antara orang tua dan anak itu bukan sebuah pilihan. Sejelek apapun anak, orang tua akan menerima. Kalau ada orang tua yang tidak mau menerima anaknya lagi, itu pasti karena mereka sudah terlalu sakit hati untuk menerima kembali anaknya. Tapi pada dasarnya mereka sangat merindukan anaknya, masih sangat mencintai anaknya dan berharap anaknya kembali menjadi seperti yang mereka inginkan.

Ada satu hal menarik lainnya. Dalam ajaran Islam, ketika seorang perempuan menikah, maka orang yang pertama kali harus dia minta restunya dan dia patuhi adalah suaminya. Mengapa? Menurut saya, karena Allah Maha Tahu bahwa cinta pada suami atau pada istri itu adalah pilihan. Jika Budi dan Wati menikah lalu Wati punya kebiasaan boros beli barang bermerk tanpa memperhatikan penghasilan keluarga, Budi bisa saja menceraikan Wati, jika memang pilihannya begitu. Oleh karena itu Allah menciptakan peraturan bahwa ridho Allah itu tergantung pada ridho suami bagi perempuan yang sudah menikah. Karena cinta pada pasangan adalah pilihan.

Ini hanya satu di antara banyak definisi cinta yang saya pahami. Definisi sebenarnya tentang cinta itu sangat banyak dan tidak akan habis jika harus dicari satu per satu. Ada yang bilang cinta itu persahabatan, cinta itu proses, cinta itu karena terbiasa, dan lain-lain. Semua itu tergantung dari sisi mana kita melihatnya, definisi cinta seperti apa yang kita anut.
Hahaha.

Selamat siang. Semoga kalian berbahagia.
:)

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In

Kenapa namanya senandikaayu?

Kenapa harus senandika ayu?
Kalau mau iseng googling kata 'senandika' maka akan kalian temukan banyak blog menggunakan kata senandika.
Yap, senandika atau bisa juga disebut solilokui adalah suatu istilah yang menurut sebuah website tertentu diartikan sebagai "Wacana seorang tokoh dalam karya susastra dengan dirinya sendiri di dalam drama yang dipakai untuk mengungkapkan perasaan, firasat, konflik batin yang paling dalam dari tokoh tersebut, atau untuk menyajikan informasi yg diperlukan pembaca atau pendengar."
Jadi, senandika atau solilokui bisa dibilang adalah semacam pembicaraan dengan diri sendiri tentang apa yang dirasakan oleh penulis atau pelakon dari sebuah cerita.
Saya menulis untuk diri saya sendiri. Saya tidak pernah memikirkan apa yang orang katakan mengenai diri saya.
Saya menulis untuk, kalau orang psikologi bilang, katarsis. Semacam stress-release untuk meringankan beban hidup yang menggelayut pundak.
Saya menulis apapun yang saya pikirkan, dan saya menulis untuk membuat saya tetap berpikiran terbuka terhadap semua kemungkinan.
Saya menulis untuk membuat otak saya tetap terjaga dan fresh.
Jadi, selamat datang dalam dunia saya, alam pikiran saya, diri saya.
Jika Anda memutuskan untuk membaca, maka bukalah pikiran kalian.
Karena saya berharap dengan membaca tulisan saya, Anda mendapatkan sesuatu. Ilmu, pola pikir baru, apapun itu.
So, welcome :)

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments