Pasti ada bayaran untuk setiap degup cepat di dada yang berakhir dengan terguncangnya pundak,
dan bayarannya pasti indah.
In
Posted on Tuesday, September 2, 2014
Pasti ada bayaran untuk setiap degup cepat di dada yang berakhir dengan terguncangnya pundak,
dan bayarannya pasti indah.
In
Posted on Wednesday, August 6, 2014
Perempuan dan air mata itu dekat
tidak ada yang pantas menyalahkan luruhnya sungai di sudut mata seorang perempuan.
Air mata ibaratnya pertunjukan dari segala sesak pada benak,
ibaratnya penunjuk dari segala riuh dalam keruh.
Jangan pernah marah pada air mata perempuan,
jika hadirnya suci,
seluruh jiwanya ikut mengalir di setiap rintik yang jatuh.
Seringkali seluruh raganya ikut bergetar,
terguncang oleh sedu sedan berkepanjangan.
Bukan karena lemah,
namun beban yang dipikul sudah melebihi kapasitas batin yang lelah.
Bukan karena menyerah,
tapi ingin sejenak menyuarakan rindu dan kesal yang menumpuk di sudut gelisah.
Jangan pernah acuh pada air matanya,
sebab terkadang acuhmu memupuk sakit,
menanam benih kebenciannya pada dunia.
Dia perempuan biasa, sama seperti perempuan lainnya,
air mata hanya jadi salah satu bahasa untuk marah,
untuk bersuara dalam diamnya.
Ada baiknya kamu datang sekarang, saat aku masih berpijak di tanah.
Terlambat sedikit, bisa jadi aku sudah mulai terbang ke langit.
Bukan menghilang, tapi beranjak menggapai mimpi.
Ada baiknya kamu datang sekarang,
saat aku masih kecil tak berarti.
Terlambat sedikit, bisa jadi aku sudah jadi orang besar.
Dan aku akan cari orang yang sama besarnya denganku.
Kalau sekarang, kita bisa sama-sama berjuang menjadi orang besar.
Ada baiknya kamu datang sekarang, saat aku masih menaruh tangan di samping tubuhku.
Terlambat sedikit, bisa jadi tanganku sudah ada di atas, sibuk memberi kelebihan pada orang lain.
Kalau sekarang, kamu bisa dengan mudah menggenggam tanganku karena masih berada pada ketinggian yang sama dengan milikmu.
Ada baiknya kamu datang sekarang, saat aku masih bisa melunakkan hati.
Terlambat sedikit, bisa jadi hatiku sudah sekeras batu.
Dan hatiku takkan mampu menyamai kelembutan hatimu.
Ada baiknya kamu datang sekarang, dalam semua kekurangan kita bertemu.
Terlambat sedikit, salah satu dari kita sudah bergerak maju, meninggalkan yang lain.
Kita bisa ringan menggenggam, menghirup udara yang sama, karena kita sama kan?
Terimakasih sudah datang tepat waktu.
Aku menyayangimu, A.
-Another A-
In
Posted on Sunday, May 11, 2014
In
Posted on Tuesday, April 22, 2014
How I miss the moment, staying up late, texting you.
There was a lot of smiles. Really.
Or the moment, when I'm deliberately not turn my phone off while I sleep.
Only because I'm waiting for your message, so I can wake up and reply it quickly.
I know then, when the midnight comes, you're still awake.
So when I remember that, I'm happy to stay awake until the midnight goes away.
Just to know that in the same time, you and I are awake when the others sleep.
I love the silence, the cold that embrace me.
I love the city that starting to sleep.
I love the roads with the rest of cars going back to their home.
I love the quiet, so I can hear the "tik tok" from my clock.
I know that you're awake, working hard to gain what you need.
And I feel terrible to sleep.
I miss the moment when you send me an emoticon of flowers. Hahaha.
I miss the time when you said "You have to sleep. It's late. I'm not feeling well let you awake texting me until late."
And the moment, when you said you want me.
Or the moment when you ask me to let you go.
It's all happened in the midnight.
How I miss all of that.
How I miss all of you.
Yogyakarta, 10.04.14
Hujan. Nampaknya ia enggan untuk segera melesat turun ke bumi, namun harus. Setitik demi setitik ia jatuh, lalu deras tak tertahan. Kemudian mengukir jeda, entah untuk apa. Sebentar ia riuh seperti rindu. Menghentak-hentak seperti degup jantung yang timbul kala mencinta. Sebentar kemudian ia diam. Seperti patah tak terperi ketika ditinggal pergi.
Aku lelah berbicara tentang mimpi, apalagi yang ditulis bersama orang lain. Terakhir aku coba percaya, aku malah diminta berhenti. Bahkan apa salahku pun aku tidak paham. Yang aku tahu, mimpiku sudah terlanjur tinggi untuk kemudian dibiarkan hangus begitu saja. Mencoba merangkak kembali untuk menggapai, aku malah dipukul jauh ke belakang. Sebenarnya, apa memang pernah ada mimpi yang ingin kau wujudkan atau aku hanya satu diantara persinggahan-persinggahan yang pernah kau diami?
Aku lelah berbicara tentang pilu, apalagi yang berhubungan denganmu. Terakhir aku bicara, kamu seolah mengerti, tapi malah mengulangi. Mungkin bagimu jika bukan kau yang mengalami, maka tidak perlu kau pelajari dan pahami. Sementara aku berulang kali retak untuk hal yang sama. Semestinya ketika ku bilang aku baru sembuh, kau catat baik-baik dengan tinta merah.
Aku lelah berbicara. Sebanyak aku bicara, sebanyak itu pula hatiku remuk. Sebanyak aku percaya, sebanyak itu pula aku disudahi. Terlalu sakit bagiku untuk melihatmu bergerak maju, namun aku terdewakan oleh sebuah perasaan yang lebih senang mengalah katanya.
Janjiku untuk membuatmu bahagia, dengan atau tanpaku. Janjiku untuk melihatmu tersenyum, karena atau bukan karenaku. Janjiku untuk tidak menyakitimu, sekarang ataupun nanti, sama saja.
Yogyakarta, 20 Maret 2014
I miss you.
1. Jangan takut mengaku salah, karena berbuat salah itu sangat manusiawi.
2. Jangan takut kehilangan, karena kamu jadi lebih bisa menghargai apa yang telah hilang.
3. Jangan takut minta tolong, karena kehebatan manusia ada batasnya.
4. Jangan takut sendirian, karena di saat sendiri kamu bisa mendengarkan suara hati kamu yang paling sejati.
5. Jangan takut kesepian, karena itu bagian dari kehidupan dan sinyal peringatan untuk membangun hubungan erat dengan manusia lain.
6. Jangan takut patah hati, karena rasa sakitnya bisa membuat kamu lebih mengenal dan menyayangi dirimu sendiri.
7. Jangan takut bertanya, karena pertanyaan bisa membuka dialog dan memberi kamu pengetahuan baru yang mungkin saja menguntungkan kamu.
8. Jangan takut meminta hak, karena siapa lagi yang akan memperjuangkan hidup kamu selain dirimu sendiri?
9. Jangan takut gagal, karena kegagalan akan menempa kamu menjadi lebih tangguh.
10. Jangan takut punya musuh, karena musuh membuat kamu terus waspada. Lebih baik kamu takut pada teman palsu.
11. Jangan takut bilang "helooo", pada orang asing sekalipun, karena bisa jadi itu awal dari sebuah persahabatan yang indah.
12. Jangan takut berpisah, karena perpisahan perlu untuk mempersiapkan perjumpaan baru, percintaan baru, dan pengalaman baru.
Sumber: Wonderteen magazine 305/January/XX/2014 halaman 66-67.