In

Perempuan dan Air Mata

Perempuan dan air mata itu dekat

tidak ada yang pantas menyalahkan luruhnya sungai di sudut mata seorang perempuan.

Air mata ibaratnya pertunjukan dari segala sesak pada benak,

ibaratnya penunjuk dari segala riuh dalam keruh.

Jangan pernah marah pada air mata perempuan,

jika hadirnya suci, 

seluruh jiwanya ikut mengalir di setiap rintik yang jatuh.

Seringkali seluruh raganya ikut bergetar,

terguncang oleh sedu sedan berkepanjangan.

Bukan karena lemah,

namun beban yang dipikul sudah melebihi kapasitas batin yang lelah.

Bukan karena menyerah,

tapi ingin sejenak menyuarakan rindu dan kesal yang menumpuk di sudut gelisah.

Jangan pernah acuh pada air matanya,

sebab terkadang acuhmu memupuk sakit,

menanam benih kebenciannya pada dunia.

Dia perempuan biasa, sama seperti perempuan lainnya,

air mata hanya jadi salah satu bahasa untuk marah,

untuk bersuara dalam diamnya.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In

Ada Baiknya Kamu Datang Sekarang

Ada baiknya kamu datang sekarang, saat aku masih berpijak di tanah.
Terlambat sedikit, bisa jadi aku sudah mulai terbang ke langit.
Bukan menghilang, tapi beranjak menggapai mimpi.

Ada baiknya kamu datang sekarang,
saat aku masih kecil tak berarti.
Terlambat sedikit, bisa jadi aku sudah jadi orang besar.
Dan aku akan cari orang yang sama besarnya denganku.
Kalau sekarang, kita bisa sama-sama berjuang menjadi orang besar.

Ada baiknya kamu datang sekarang, saat aku masih menaruh tangan di samping tubuhku.
Terlambat sedikit, bisa jadi tanganku sudah ada di atas, sibuk memberi kelebihan pada orang lain.
Kalau sekarang, kamu bisa dengan mudah menggenggam tanganku karena masih berada pada ketinggian yang sama dengan milikmu.

Ada baiknya kamu datang sekarang, saat aku masih bisa melunakkan hati.
Terlambat sedikit, bisa jadi hatiku sudah sekeras batu.
Dan hatiku takkan mampu menyamai kelembutan hatimu.

Ada baiknya kamu datang sekarang, dalam semua kekurangan kita bertemu.
Terlambat sedikit, salah satu dari kita sudah bergerak maju, meninggalkan yang lain.
Kita bisa ringan menggenggam, menghirup udara yang sama, karena kita sama kan?
Terimakasih sudah datang tepat waktu.

Aku menyayangimu, A.

-Another A-

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments