In poetical post random ramble

Expectancy #1

I see you every day

through the shiny screen of my cellular

you’re so far away

yet feels so close to the bone

I feel like I knew you

for a million days of our youth

while in reality, about you

I only know your name, and that’s the truth

I won’t speak about your perfection

‘cause it will sounds so cheesy

eventhough I have many words to explain

what about you, that always make me feel uneasy

Oh baby, I wish we could hold each other to eternity.


30.11.2017 - @yustitiaayu

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In sponsored

(Bahasa Indonesia) Hatomugi Skin Conditioner Review #sponsored


Halo semuanya, apa kabar? Aku harap kamu selalu sehat dan bahagia yaah :)
Kali ini aku akan kembali lagi dengan review produk yang sudah aku pakai selama kurang lebih 2 minggu. Oh iya sebelumnya aku mau menginformasikan bahwa tulisan ini disponsori oleh nihonmart, tapi seluruh review yang aku tulis adalah murni berdasarkan pengalamanku pribadi dan tidak ada yang ditutup-tutupi. nihonmart mensponsori tulisan ini dengan cara mengirimkan produk ini secara cuma-cuma untuk aku review.
Oke langsung aja ya. Produk yang mau aku review kali ini adalah produk yang kayaknya sih lagi banyak disukai orang-orang, yaitu Hatomugi Skin Conditioner. Sebenarnya produk ini udah buanyak banget review-nya, tapi aku punya pandangan yang sedikit berbeda dari review-review yang sebelumnya sudah aku baca, jadi ngga ada salahnya kalau kamu baca tulisan ini sampai akhir ya :)
Hatomugi sebagai bahan andalan
Apa ini?
Jadi, sesuai dengan namanya, Hatomugi Skin Conditioner adalah kondisioner untuk kulit. Kalau biasanya kita pakai kondisioner untuk rambut, nah yang ini adalah kondisioner untuk kulit. Mengutip dari Wikipedia, kondisioner adalah sesuatu yang memperbaiki atau meningkatkan kualitas dari material lainnya. Kalau kondisioner untuk rambut ya berarti fungsinya untuk memperbaiki atau meningkatkan tekstur dan penampilan rambut. Kalau namanya kondisioner udara, (alias Air Conditioner, alias AC) ya artinya sesuatu yang digunakan untuk meningkatkan kualitas udara demi kenyamanan penggunanya. Intinya seperti itu. Jadi kalau namanya “Skin Conditioner” berarti produk ini ditujukan untuk meningkatkan kualitas dan kenyamanan kulit.

Kenapa aku coba ini?
Jadi awalnya begini. Aku kan punya kulit yang berminyak nih, dan aku udah mulai kesulitan cari cara biar minyak di kulitku ini ngga muncul berlebihan. Aku pernah pakai produk yang mengklaim bisa membantu mengontrol sebum (kamu bisa baca review-nya disini) dan ternyata produk itu malah bikin kulitku memproduksi sebum yang lebih banyak. Lalu aku mikir, apa jangan-jangan kulitku dehidrasi ya? Aku mulai cari cara untuk menambahkan step tambahan dalam skincare regime-ku. Jadi aku mulai deh baca-baca review di Female Daily Network bagian serum dan essence dan aku menemukan produk ini di urutan ke-20 produk terpopuler. Lalu aku ingat, beberapa waktu sebelumnya aku pernah lihat produk ini di salah satu drugstore dan aku tergoda untuk beli karena namanya ngga asing. Ditambah lagi ukuran botolnya yang besar (setengah liter kak :D) yang bikin aku mikir “wah hemat nih.”
Tapi waktu itu aku ngga jadi beli karena aku belum pernah baca review-nya. Aku takut salah beli atau ngga cocok di kulitku jadi aku memutuskan untuk baca review dulu. Lalu aku mampir ke FD, pas lihat produk ini cukup populer aku langsung klik untuk baca review-nya, karena aku sudah lebih dulu tau kalau produk ini murah. Dan 90% orang yang review bilang kalau ini cocok di kulit mereka dan punya hasil yang bagus. Nah dari situ aku makin tertarik pada produk ini dan aku cerita ke temanku kalau aku tertarik sama produk ini bla bla bla. Eh ternyata seminggu kemudian, aku dapat e-mail dari nihonmart yang mengatakan bahwa mereka mau mensponsori review tentang Hatomugi ini. Wow bisa kebetulan gitu yah :D
Setelah tanya-tanya akhirnya aku setuju untuk mencoba produk ini. Tiga hari kemudian produk ini sampai and here I am.
Klaim dan Cara Penggunaan
Apa klaimnya?
Pada botolnya produk ini mengklaim:
1. Merupakan pelembab dan lotion yang tidak lengket yang dapat menembus ke daerah kulit kering.
2. Memberikan cukup kelembaban pada kulit,  merawat kehalusan dan mengurangi kekasaran.
3. Dapat menenangkan kulit setelah terbakar sinar matahari, dan memiliki efek pendinginan dan pengetatan.
4. Dapat digunakan sebagai pelembab wajah dan tubuh.
5. Bebas fragrance dan pewarna.

Kemasan, Volume, dan Konsistensi
Seperti yang telah aku bilang tadi, aku dapat produk ini dari nihonmart. Paket dari nihonmart ini sampainya cepet banget. Aku dapat konfirmasi kalau produknya sudah dikirim pada hari Jum’at dan pada hari Minggu paketnya sudah sampai. Paket datang dengan kotak bertuliskan “nihonmart” lengkap dengan tulisan “Fragile” untuk mencegah barang dibanting-banting. Di dalam kotaknya ada koran-koran yang aku sendiri agak bingung fungsinya untuk apa. Peace. Haha. Lalu produknya sendiri dibungkus dengan bubble wrap untuk menghindari kebocoran saat pengiriman.
Paket dari nihonmart (tampak luar)

Paket dari nihonmart (tampak dalam)
Barang dalam keadaan tersegel dan perbandingannya dengan ukuran tanganku
Produk ini kemasannya mirip sama botol air mineral. Warna botolnya bening dan tutupnya berwarna ungu. Tulisan keterangan prduk yang asli dari produsen juga di-cap berwarna ungu. Botol dan tutupnya dilapis segel plastik dan sayangnya, keterangan produk yang sudah diterjemahkan oleh distributor (termasuk ketrangan tanggal kadaluarsa) hanya ditempelkan di plastik tersebut. Kalau ngga hati-hati keterangannya bisa ikut tersobek dan terbuang saat segel produk dibuka. Tutup dari produk ini adalah tutup ulir dan lubang botolnya adalah lubang karet biasa. Nah, lubangnya ini agak menyulitkan kita kalau mau menuangkan produknya ke kapas ketika produk ini masih penuh. Karena produk ini cukup berat, sementara biar produknya mau keluar kita harus menuang produknya ke kapas, ngga bisa dengan cara menempelkan kapas lalu dibalik botolnya. Takutnya karena produk yang berat dan lubang yang terlalu biasa ini, produknya malah jadi tumpah-tumpah.
Tutup Ulir
Lubang tempat keluarnya produk
Produk ini bervolume 500ml which is banyak banget ya, Bu :D Tebakanku sih karena bisa dipakai di wajah dan tubuh makanya dikemas dalam ukuran besar. Konsistensi produknya cair banget kayak air, tapi warnanya putih. Dipindah ke botol spray juga ngga ada masalah. Karena aku pernah mindahin produk lain ke botol spray, tapi karena konsistensinya lebih kental dr produk ini eh pas disemprot keluarnya muncrat gitu. lol

Bahan-Bahan
Sesuai dengan namanya, produk ini memiliki kandungan utama Hatomugi atau lebih dikenal dengan Job’s Tears, Coix Seed, atau Adlay. Komposisi lengkapnya adalah:
Water, Dipropylene Glycol, Butylene Glycol, Glycerin, Dipotassium Glycyrrhizate, Coix Lacrima-Jobi (Job’s Tears) Seed Extract, Styrene/Acrylates Copolymer, Alcohol, Citric Acid, Sodium Citrate, Methylparaben, Propylparaben.
Ingredients List
See something? No? Ada yang sedikit aneh dari produk ini. Judulnya “Hatomugi” tapi kok Hatomugi-nya (nama latinnya Coix Lacrima-Jobi) ada di urutan keenam ya? Kalau kita lihat 5 bahan pertama, yang ada di urutan paling awal adalah air (by the way water is free, tho). Selanjutnya adalah Dipropylene Glycol yang merupakan pelarut, masking agent (sesuatu yang digunakan untuk meyamarkan bau tidak sedap dari bahan alami yang digunakan), dan pengatur kekentalan. Selanjutnya adalah Butylene Glycol yang merupakan pelarut (lagi), skin conditioning agent, humektan dan pengatur kekentalan (lagi). Selanjutnya ada Glycerin yang berfungsi sebagai humektan. Lalu ada Dipotassium Glycyrrhizate yang berfungsi sebagai skin conditioning agent, mengurangi pengelupasan kulit, mengembalikan kekenyalan kulit, anti iritasi, anti inflamasi, dan agen penenang kulit. Barulah selanjutnya ada Job’s Tears Extract alias si Hatomugi sendiri.
Setelah melihat komposisinya, aku sudah ngga berharap banyak sama produk ini. Kenapa? Karena terlalu banyak bahan-bahan tambahan yang malah ada di urutan awal ingredients. Artinya besaran dari bahan-bahan itu cukup besar. Dan kita ngga bisa bilang kalau kandungan utama dari produk ini adalah ekstrak Hatomugi itu sendiri, karena Hatomugi-nya sendiri ada di urutan keenam. Jadi menurutku produk ini kurang sesuai dengan judulnya.
Berdasarkan review yang sudah aku baca, banyak yang mengategorisasikan produk ini sebagai hydrating toner. Dan menurutku hal itu kurang tepat.
Pertama, karena kandungan bahan yang berhubungan dengan hidrasi yang muncul di urutan ketiga. Itu pun fungsi utamanya bukan sebagai hidrator, tapi lebih ke solvent atau pelarut. Baru di urutan keempat, kelima, dan keenam kita menemukan bahan yang berguna untuk menghidrasi kulit kita.
Alasan kedua adalah karena ada kandungan alkohol di dalam komposisinya. As I said million times before, alkohol bisa membuat kulit kering. Memang sih alkohol juga bisa membantu produk menyerap lebih cepat, tapi aku selalu berpikir kenapa kita harus pakai produk beralkohol yang punya potensi untuk bikin kulit kering, kalau yang kita cari adalah produk hidrator. The good news is alkohol-nya berada di urutan bawah yang artinya ngga terlalu banyak kandungannya. Fiuh.
Alasan terakhir mengapa aku ngga mau mengategorikan produk ini sebagai hydrating toner adalah karena produk ini mengandung Citric Acid. Mungkin ada yang belum tau, tapi citric acid adalah salah satu bentuk dari Alpha Hydroxy Acid (AHA) yang merupakan eksfoliator. Kalau mengandung eksfoliator ya berarti ngga bisa dikategorikan sebagai hydrating toner dong ya. Kita kan pakai hydrating toner biar kelembaban kulit kita setelah pakai eksfoliator bisa kembali, tapi kalau kita pakai produk ini setelah pakai eksfoliator, sama aja kita mengeksfoliasi setelah eksfoliasi. Meskipun kandungan citric acid-nya kecil dan terletak di bagian belakang-belakang.
Oh iya, seperti yang kita tahu, produk ini juga mengandung ekstrak Hatomugi. Setelah aku Google sana-sini ternyata Hatomugi itu ngga boleh dikonsumsi (secara oral) sama ibu hamil. Tapi aku belum menemukan sumber yang bilang kalau Hatomugi juga ngga boleh digunakan ke kulit selama hamil, jadi sebaiknya kamu (yang lagi hamil) tanya dulu ke dokter kamu sebelum menggunakan produk ini ya :)
Dan produk ini menggunakan Paraben. Aku pribadi ngga ada masalah sama penggunaan Paraben, tapi bagi kamu yang menghindari Paraben mungkin kamu bisa skip produk ini.
Produk cair seperti air berwarna putih
Produk sebelum dibaur
Produk setelah dibaur
Produk setelah meresap
Cara Pakai dan Efek di Kulit
Pada kemasannya, produk ini menjabarkan cara pemakaiannya dalam 2 cara:
1. Sebagai masker wajah dengan cara menuangkan Hatomugi Lotion ke kapas dan menerapkannya sebagai masker selama 5-10 menit.
2. Gunakan padding ke kulit untuk efek pelembab.
Dari hasil baca-baca review sebelumnya, banyak yang bilang kalau produk ini lebih nyaman digunakan dengan cara disemprotkan ke wajah. Nah karena review-review tersebut, akhirnya aku memutuskan untuk memindahkan produk ini ke botol spray yang sudah disteril. Aku pakai produk ini sebagai adjusting toner setelah cuci muka sebelum menggunakan produk lainnya. Biasanya aku hanya menyemprot produk ini banyak-banyak ke wajah dan membiarkannya sampai kering.
Banyak yang bilang kalau mereka senang mengaplikasikan produk ini untuk menenangkan kulit saat kepanasan. Aku pernah mencoba cara ini tapi tidak melihat perubahan apa-apa di temperatur kulit maupun di kenyamanan kulitku. Selain itu seperti saran di kemasannya, produk ini bisa digunakan sebagai masker wajah. Tapi melihat komposisinya, aku merasa tidak memiliki alasan untuk menjadikan produk ini sebagai masker. Jadi sejauh ini, aku memperlakukan produk ini ya hanya sebagai toner saja.
Untungnya produk ini tidak memberikan reaksi negatif di kulitku. Tidak ada jerawat atau bruntusan yang muncul sama sekali. Produk ini cukup bisa memberi sedikit kelembaban di kulit meskipun lebih banyak bertindak sebagai penenang. Aku pernah menggunakan produk ini hanya di tangan kiri, dan aku tidak merasakan perbedaan signifikan antara tangan kanan yang tidak menggunakan produk ini dan tangan kiri yang hanya menggunakan produk ini.
Tips dan Peringatan
Tips dan Peringatan Produk
Pada kemasannya produk ini memberikan peringatan untuk tidak digunakan dalam keadaan cedera, eksim, bengkak, dll. “Hentikan pemakaian jika terjadi kemerahan, gatal terjadi pada ski (what?) setelah menggunakan produk saat terkena sinar matahari. Konsultasikan ke dokter kulit segera.” That’s what literally written on the packaging, I don’t know what “ski” means.
Peringatan lainnya adalah kemungkinan adanya endapan berupa residu putih yang menempel di bagian dalam botol. Hal tersebut terjadi karena bahan-bahan yang digunakan adalah bahan alami. Namun endapan tersebut tidak mempengaruhi kualitas dan keamanan produk.

Apakah produk ini sesuai dengan klaimnya?
Hmmm...mungkin. Aku baru pakai produk ini selama 2 minggu, dan selama aku mencoba produk ini aku ngga merasakan perubahan drastis pada kulitku. Tapi yang jelas judul dan kandungan dari produk ini sedikit kurang sinkron sih. Kalau memang jawaranya adalah Hatomugi, harusnya Hatomugi diletakkan pada komposisi awal. Jadi pengguna akan benar-benar merasakan kegunaan dari Hatomugi itu sendiri, bukan kegunaan dari bahan-bahan lain seperti Glycerin atau bahan lainnya yang posisinya malah muncul lebih awal pada ingredients list.
Produk ini memang dipasarkan sebagai Skin Conditioner dan memang sesuai dengan penyebutannya sebagai skin conditioner, produk ini memang lebih berat fungsinya sebagai pengondisi kulit, bukan sebagai pelembab kulit. Jadi kalau kamu mencari produk untuk mengondisikan kulit kamu, kamu bisa menggunakan produk ini. Tapi jika kamu mencari produk untuk melembabkan kulit kamu, produk ini kurang tepat untuk kamu.
Jadi ada 2 concern disini. Pertama, produk ini sesuai dengan namanya sebagai skin conditioner. Tapi yang kedua, produk ini tidak sesuai jika mengangkat Hatomugi sebagai bahan andalan, karena kandungan Hatomugi-nya sendiri tidak berada pada urutan awal ingredients list.

Review keseluruhan:
(+) Mudah meresap di kulit.
(+) Tidak berbau.
(+) Tidak lengket dan tidak meninggalkan rasa apa-apa di kulit.
(+) Mampu memberi sedikit efek lembab.
(+) Mampu mengondisikan kulit, sesuai dengan judulnya.
(+) Mudah ditemukan. Kamu bisa beli produk ini di nihonmart (www.nihonmart.id) atau drugstore terdekat.
(+) Isinya banyak dan harganya murah (500ml untuk harga Rp. 98.500).
(+) Bisa digunakan untuk wajah dan tubuh.
(+) Informasi yang diberikan cukup lengkap.

(-) Botol besar dan berat saat masih penuh, sehingga rawan untuk tumpah saat akan dituang.
(-) Nama produk dan kandungannya kurang sesuai.
(-) Mengandung (terlalu) banyak bahan tambahan.
(-) Mengandung alkohol.
(-) Mengandung Paraben.
(-) Hasil kurang “nendang”.

Ranking? 3/5

Repurchase?
Maybe. Tapi bukan untuk digunakan ke wajah, mungkin lebih cenderung akan digunakan untuk kulit.
Sepertinya sekian review dariku tentang Hatomugi Skin Conditioner ini. Semoga dapat membantu kegalauan kamu saat akan memutuskan untuk membeli produk ini atau tidak. Terima kasih banyak pada nihonmart yang sudah mensponsori tulisan ini. Mohon maaf atas segala kekurangannya. See you in the next post! X.O
*Bahan Bacaan dan Link lanjutan:
https://en.wikipedia.org/wiki/Conditioner
https://en.wikipedia.org/wiki/Hair_conditioner
https://www.truthinaging.com/ingredients/glycerin



Read More

Share Tweet Pin It +1

2 Comments

In poetical post random ramble

Is It Enough?

I’m longing to the day,
when we could meet each other’s eyes,
saying our name while shaking hands,
for the first time.
And to the day,
that we dance to Sinatra,
dive into each other’s mind in silence,
we speak through our stare,
we listen through our heart beat,
chest to chest,
palm to palm,
consuming the absoluteness of time.
We know exactly what we want,
we know we complete each other’s flaw,
and we know that we mad for each other’s love.
But, is this real?
Is it enough to just love?
Is it okay to just declare that “I can’t live without you”
while we have a thousand rules to keep,
while we have a million eyes to please,
is it enough that we found each other?
Is it enough?
21.11.17 - @yustitiaayu

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In beauty review the old goods and the new

The Old Goods and The New #1: Things I Used Up and The Replacement



Haaaaaiiiii!!! Apa kabar? Aku harap kamu selalu bahagia dan sehat yaah.
Kali ini aku mau share soal produk-produk yang sudah habis aku pakai nih. Well, basically this is one of those “empties” post you’ve seen before. Kalau biasanya orang lain cuma share produk apa saja yang sudah mereka pakai sampai habis, aku mau buat yang sedikit berbeda nih. Jadi, selain share produk-produk yang aku pakai sampai habis, aku juga mau share soal produk apa saja yang aku beli untuk menggantikan produk-produk yang sudah habis tersebut. Jadi kamu juga bisa tau produk mana saja yang aku repurchase dan produk mana saja yang aku ganti dan alasannya kenapa. Selain itu, aku juga menyertakan produk-produk yang ngga aku pakai sampai habis tapi sudah lewat shelf life atau sudah expired. Jadi memang sudah ngga bisa aku pakai lagi.
Nah untuk segmen ini, aku beri nama “The Old Goods and The New” lol. Agak geli sih ngasih nama segmen-nya, tapi suka *ngerasa kreatif*. FYI buat yang ngga tau, nama segmen-nya diambil dari Game of Thrones. Dimana kalo di GoT ada sebutan “The Old Gods and The New” yang merujuk pada 2 jenis agama atau dewa yang mayoritas disembah oleh orang-orang di dunia Game of Thrones, tepatnya di Westeros. Ada dewa-dewa lama (The Old Gods of The Forest) dan dewa-dewa baru (The Faith of The Seven).
Anyway, moving on to the products.


1. The Old: Bioré Cleansing Oil / The New: idem.
Ini adalah first cleanser favorit aku. Pertama kali juga pakai oil-based cleanser ya pakai produk ini. Enak banget sih dipakainya, buat membersihkan makeup atau sunscreen ampuh banget. Cara pakainya adalah dengan mengaplikasikan sekitar 2-3 pump oil ini ke kulit wajah yang masih dalam keadaan kering. Lalu ratakan dengan jari sambil dipijit-pijit. Nanti makeup dan sunscreen kita akan lumer bersamaan dengan oil-nya. Setelah itu kita harus membasahi tangan kita dan memijit kembali kulit kita agar minyak dapat teremulsifikasi, nantinya minyak akan berubah menjadi putih seperti susu. Baru deh dibilas dengan air atau washlap.
Aku suka banget dengan produk ini karena berkerja dengan sangat baik untuk membersihkan makeup maupun sunscreen di kulitku. Sebenarnya produk ini juga bisa digunakan untuk menghapus riasan mata dan bibir. Tapi kalau di mataku, produk ini bikin mata perih ketika dibilas. Mungkin karena minyaknya masuk-masuk ke mata. Dan akhirnya aku memilih untuk pakai eye remover lain yang akan aku jelaskan di bawah.
Produk ini aku repurchase karena aku belum menemukan first cleanser lain yang harganya terjangkau dan ampuh untuk membersihkan makeup dan sunscreen. Oh iya, produk ini harganya Rp. 99.000,- dengan ukuran 150ml dan bisa tahan sampai 6 bulanan (kalau ngga dipakai setiap hari seperti aku).


2. The Old: Wardah EyeXpert Eye Makeup Remover / The New: Nivea Double Effect Eye Make-up Remover
Nah, kalau tadi pembersih untuk kulit, yang ini untuk mata dan bibir. Aku pakai produk ini untuk membersihkan mata dan bibir saat menggunakan produk yang waterproof. Kalau ngga pakai produk waterproof, biasanya aku akan pakai micellar water biasa. Produk lamanya adalah Wardah EyeXpert eye Makeup Remover, dan aku cinta banget sama produk ini. Kalau kata orang ebrsihin maskara waterproof itu PR banget, kalau pakai produk ini mah PR-nya dikerjain sama si Wardah ini. Lol. Enak banget asli, sekali ulas langsung hilang maskaranya. Ngga perih juga di mata, kalau dipakai di bibir juga ngga bikin bibir terkelupas. Harganya juga murah, lupa tepatnya berapa tapi yang jelas untuk botol ukuran besar (100 ml) itu masih di bawah 50 ribu. Dan habisnya juga lama, soalnya dipakai hanya untuk mata dan bibir kan. Seingatku, aku udah repurchase produk ini 2 kali. Pertama beli yang besar, lalu yang kecil, dan yang besar lagi yang sekarang udah habis juga.
Tapi untuk kali ini aku ngga repurchase. Kenapa? Karena aku tertarik untuk mencoba Nivea Double Effect Eye Make-up Remover. Kata orang-orang, Wardah sudah enak kan. Nah si Nivea ini lebih enak lagi. Nah lho, jadi penasaran kan :D Makanya aku memilih untuk ngga repurchase si Wardah dan beralih untuk mencoba si Nivea. Harganya lebih mahal sih sekitar 60 ribu atau 70 ribuan, tapi isinya juga lebih banyak 25 ml (1 botol isi 125 ml). Aku sudah pernah pakai produk ini sekali. Seingatku sih sama enaknya seperti si Wardah, tapi udah agak lupa juga.


3. The Old: L’oreal Extraordinary Oil / The New: idem
Ini adalah life saviour T.T. rambutku itu keriting, mengembang, dan kering (mayoritas rambut keriting emang kering FYI). Susah banget diatur, harus pakai conditioner setangkup (literally, boros ye) itu pun harus ditambah oil ini. Kalau pakai oil ini, rambutku yang tadinya kayak singa jadi bisa nurut sedikit huhu seneng banget. Meskipun ngga terlalu ampuh untuk menangani rambutku yang kering, tapi aku ngga tau gimana nasibnya rambutku kalau ngga pakai oil ini. Dan of course aku repurchase karena aku belum menemukan rekomendasi produk lain yang bisa menjinakkan si singa ini. Lol.


4. The Old: Skinaqua UV Moisture Milk SPF50+ PA+++ / The New: Bioré UV Aqua Rich Watery Essence SPF50+ PA++++
Produk Skinaqua ini belum habis sebenarnya, tapi udah lewat masa shelf life jauuuuh banget, mungkin ada kali ya 6 bulanan *jangan ditiru* :D. Dan hasilnya udah jelek banget untuk kulit, setiap habis pakai sunscreen ini pasti nongol jerawat. This is my first sunscreen ever by the way. Aku udah pernah repurchase ini sekali. Dulu ngga pernah pakai sunscreen terpisah selain yang ada di makeup. Lalu tibalah saatnya harus KKN di Lombok, dimana Lombok kan panas banget ya kak, jadilah pusing cari sunscreen. Baca-baca review, katanya ini paling enak. Ternyata emang enak sih. Tapi tetep masih pengen coba yang lain karena sunscreen ini masih bikin mukaku berminyak walaupun ngga parah. Waktu itu sebenernya udah ngga pengen repurchase, tapi karena kepepet terus pusing mau beli yang mana, akhirnya repurchase.
Nah sekarang lagi dalam tahap pencarian sunscreen lainnya, jadilah ngga repurchase Skinaqua ini. Baca-baca review katanya punyanya Biore enak, ya sudah deh pilihan jatuh ke Biore. Baru coba Biore 2 kali dan baru bisa kasih review sedikit. Ini termasuk mineral sunscreen, sementara si Skinaqua itu physical sunscreen. Tekturnya cair banget, gampang meresap. Ngga ada white cast-nya juga. Belum tau bikin berminyak apa ngga, karena cuma dipakai sebentar doang. Tapi baunya agak kuat sih. Bau-bau jeruk gitu karena ternyata mengandung ekstrak buah-buahan. Aku suka sih baunya, tapi mungkin di beberapa orang ngga bisa toleransi. Hehe.


5. The Old: Nivea Lip Butter in Cocoa / The New: Nivea Lip Butter in Raspberry Rosé
Kalo produk yang ini juga masih belum habis, tapi udah expired. Hiks. Padahal masih ada lebih dari setengah. Sejauh ini, Nivea Lip Butter ini adalah pelembab bibir yang paling ampuh untuk bibirku. Aku ngga terlalu suka eksfoliasi bibir ketika bibir itu dalam keadaan kering karena jadinya sakit. Tapi biasanya kalo bibirku udah terlanjur kering, aku pakai Nivea ini yang banyak terus aku bawa tidur atau aku diemin seharian. Habis itu pasti kulit-kulit keringnya udah mulai lembek trus bisa dikelupas pelan-pelan. Baru deh aku eksfoliasi bibir pakai scrub atau simply aku kelupasin pelan-pelan.
Pertama beli yang cocoa karena adanya itu, lalu repurchase yang raspberry rose karena adanya ya itu. Lol. Tapi emang mau tau juga sih ada bedanya apa ngga antara yang cocoa sama yang rasa lain. Lalu ngga menyesal sama sekali karena baunya gilaaaa enak banget. Waktu pertama kali cium baunya langsung endus-endus terus. Haha. Lebih suka daripada bau yang cocoa karena pada dasarnya aku ngga suka bau cokelat di dalam produk kecantikan. Lol.


Jadi itulah semua produk yang sudah aku habiskan selama beberapa waktu ini. Sedih sih karena habisnya barengan yang artinya repurchase atau beli gantinya juga barengan. Bangkrut kak. Tapi senang juga karena punya alasan untuk belanja. Lol. Semoga episode pertama The Old Goods and The New ini bisa membantu kamu ya. 
Thanks for reading! Love ya!

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In life talk random ramble

Achievement

So, this post is gonna be a weird one. I think. Prepare yourself, you’ll dive into my weird mind.
Lately, I kinda tired of the word “Achievement”. Not tired, actually. But it has been a burden to talk and hear about achievement. I’m tired to see people with their achievements, that might be not huge, but they did something anyway. I hate to think that I’ve got no achievement. I hate to see myself so drown in my own problems and I can’t even swim, let alone dive!
I often find my self, asking. Why a children have to be a pride to their parents? They need to do something good, be something better than the parent themselves, make them proud. Why? Why don’t let them live their life? Let them do what they think would make them happy. Instead of give them so much responsibilties to be a pride.
I’ve done too much mistakes in the past. Way too much. I’ve been broken since. And I don’t think it’s fixable. I’ve been trying to convince myself, that even if the damage is permanent, I still have a goodness in me. One thing that I really don’t think I have. 
But, the word “achievement” kick me in the face everytime I see it.
“Look at them, they gain this, they gain that blah blah blah”
So-Fuckin’-Intimidating.
I just wanna live my life without any responsibility to make someone proud. Sometimes I found myself lost in someone else’s life, jealousing about how they can live carelessly. Being wild and free. And I can’t do that. Not a bit.
Then comes a phrase “The good will be paired with the good.” It kills me every fuckin’ time I hear it. People, often confuse “good” with “great achievement”. And I guess I won’t get a chance to be “the good”. People, often confuse “good” with “flawless”. And once again, I guess I won’t get a chance to be “the good”. Cause I simply full of mistakes.
I’m tired, people. Why all of you like to show your achievements? Why?
Gosh, I’m so weird.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In back to basic beauty 101 skincare

Step by Step Menentukan Skincare Regime bagi Pemula

Halo semuanya, apa kabar? Semoga selalu sehat dan bahagia yah :)
Kali ini aku mau menuliskan tentang sesuatu yang mendasar nih. Kalau biasanya aku me-review pengalamanku tentang sebuah produk yang sudah aku coba, kali ini aku mau menjelaskan tentang basic-basic dalam penentuan rutinitas skincare untuk kalian yang baru mau mulai membangun skincare regime. Tanpa banyak basa-basi lagi, yuk langsung kita mulai aja langkah-langkahnya.
1.         Mengetahui jenis kulit
Langkah paling awal yang harus kita lakukan sebelum menentukan skincare regime adalah menemukan jenis kulit yang paling sesuai dengan jenis kulit kita. Langkah ini merupakan langkah yang paling krusial dan paling dasar dari seluruh langkah yang akan aku jelaskan. Kenapa? Karena semua hal yang berhubungan dengan kulit, baik itu skincare maupun makeup sangat bergantung dengan pengetahuan kita terhadap jenis kulit. Setiap manusia memiliki hanya 1 jenis kulit tapi bisa berubah seiring perkembangan waktu, meskipun biasanya perubahan tersebut ngga permanen. Jenis-jenis kulit yang umum itu ada 5, yaitu kulit kering, kulit berminyak, kulit normal, kulit kombinasi, dan kulit sensitif. Jenis kulit ini sangat dipengaruhi oleh gen yang diturunkan ke kita.
2.         Mengetahui kondisi kulit
Setelah mengetahui jenis kulit kita, langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah mengetahui kondisi kulit. Apa itu kondisi kulit? Kondisi kulit adalah keadaan kulit setelah dipengaruhi faktor internal dan eksternal seperti hormon, cuaca, stres, makanan, dan faktor-faktor lainnya. Tidak seperti jenis kulit, setiap manusia bisa memiliki jumlah kondisi kulit yang tidak terhingga :D Beberapa kondisi kulit yang umum terjadi adalah kulit dehidrasi, mudah berjerawat (acne-prone), hiperpigmentasi, penuaan, kerusakan akibat sinar matahari (sun damage), dan kondisi-kondisi kulit lainnya. Mengetahui kondisi kulit juga penting dilakukan karena akan mempengaruhi produk mana yang boleh dan tidak boleh dimasukkan ke dalam skincare regime kita. Sebagai contoh, kulitku memiliki kondisi yang mudah berjerawat (acne-prone), berpori-pori besar (enlarged pores), dan mengalami hiperpigmentasi di beberapa bagian.
3.         Mencari tahu bagaimana cara mengendalikan masalah yang ditimbulkan jenis kulit
Jenis kulit bisa dikendalikan lho. Terdapat aturan-aturan yang perlu kita ikuti agar masalah yang dibawa jenis kulit kita bisa dikendalikan. Misalnya, untuk jenis kulitku yang berminyak, maka aku perlu menghidrasi dan melembabkan kulitku dengan baik, sehingga tidak memicu produksi minyak berlebih. Aku juga dapat menambahkan bahan-bahan skincare yang memiliki fungsi untuk mengendalikan produksi sebum, contohnya Niacinamide.
4.         Menganalisa penyebab munculnya kondisi kulit
Seperti yang telah aku jelaskan di atas, kondisi kulit memiliki banyak penyebab baik faktor internal maupun eksternal. Untuk mengatasi dan mengendalikan kondisi kulit, kita perlu menganalisa apa penyebab dari munculnya kondisi tersebut. Contohnya kulitku sendiri merupakan kulit yang acne-prone dimana jerawat akan muncul ketika menjelang menstruasi, sehingga dapat disimpulkan bahwa penyebab jerawat di kulitku adalah hormon. Selain itu, kulitku juga memiliki pori-pori besar yang disebabkan oleh perawatan yang salah, dalam kasusku adalah dulu terlalu sering facial dan genetik. Dengan mengetahui penyebab dari kondisi kulit, kita akan lebih mudah menghindari faktor-faktor yang menyebabkan masalah di kulit dan lebih mudah mencari produk-produk yang perlu digunakan.
5.         Mencari tahu bagaimana cara mengendalikan kondisi kulit sesuai dengan jenis kulit
Setelah menganalisa penyebab kondisi kulit kita terjadi, maka kita perlu mencari tahu cara yang tepat mengendalikan kondisi kulit sesuai dengan jenis kulit. Meskipun jenis dan kondisi kulit tidak selalu berhubungan, tapi penanganan keduanya perlu bersinkronisasi agar tidak bertentangan satu sama lain.
Contohnya terkait pengendalikan jerawat. Sebagian besar produk pengobatan jerawat akan membuat kulit kering, karena mereka bekerja dengan cara mengeringkan jerawat. Banyak orang lupa, bahwa mengaplikasikan obat jerawat terus menerus akan membuat pertahanan alami kulit atau moisture barrier kita rusak. Dan akhirnya kulit kehilangan kemampuannya untuk menghidrasi dan dry patches muncul dimana-mana. Jadi, kita harus tahu bagaimana cara mengendalikan kondisi dan masalah kulit tanpa mengganggu kestabilan kulit kita.
Jadi, kita perlu banyak berkomunikasi dengan kebutuhan kulit kita. Termasuk peka terhadap bahan-bahan yang ada di dalam produk yang kita gunakan. Contohnya, untuk mengurangi produksi sebum maka produk pembersih wajah cenderung menggunakan SLS (Sodium Lauryl Sulfate). Tapi SLS juga dapat memberikan rasa kulit ketarik setelah digunakan, dan itu ngga baik karena dapat memicu produksi sebum. Maka baiknya kita hindari penggunaan SLS. Begitu juga dengan penggunaan alkohol. Beberapa orang sensitif dengan alkohol di dalam produk yang digunakan, apalagi alkohol konsentrasi tinggi. Alkohol juga dapat mengontrol produksi minyak, tapi juga dapat menyebabkan kulit kehilangan terlalu banyak minyak dan akhirnya memproduksi minyak berlebih.
6.         Memilih basic skincare berdasarkan kebutuhan
Langkah selanjutnya adalah memilih produk yang akan digunakan. Kalau sebelumnya kita sudah melakukan rangkaian produk skincare, maka kita perlu menganalisa ulang kandungan produk yang kita gunakan sebelum menambahkan rangkaian baru. Coba cek apakah pembersih wajah kamu menggunakan SLS. Kalau iya, coba ganti dengan pembersih wajah yang bebas SLS, SLES (Sodium Laureth Sulfate), ALS (Ammonium Lauryl Sulfate), dan ALES (Ammonium Laureth Sulfate). Rekomendasiku adalah produk dari Hada Labo seperti yang sedang aku gunakan. Setelah mengganti produk pembersih wajah kamu, coba perhatikan, apakah ada perubahan dalam kelembaban dan produksi minyak di wajah kamu? Atau ada perubahan berupa berkurangnya dry patches di kulit kamu? Setelah menemukan perubahan dan kamu merasa cocok, kamu bisa lanjutkan dengan menganalisa produk-produk yang kamu pakai lainnya. Ingat! Sesuaikan dengan kondisi dan jenis kulit kamu ya!
7.         Mempelajari cara pemakaian yang baik dan do’s and don’ts-nya
Masing-masing tahap itu perlu cara pemakaian yang berbeda-beda. Dan kamu harus tahu cara pakainya sebelum kamu beli produknya, biar produk-produk itu bisa bekerja dengan sempurna. Selain itu, kamu juga harus tahu kandungan apa aja yang ngga boleh dipakai bersamaan, biar ngga menimbulkan reaksi negatif di kulit kamu.
“Lalu apa aja basic skincare yang perlu kamu lakukan?”
Well, dasarnya cuma ada 5 tahap.
“Lho kok banyak?”
Engga kok. Kamu cuma perlu double cleansing, toner, moisturizer, dan sunscreen.
"Kalau cleansing-nya sekali aja gimana?" 
Kalau pagi-pagi, kamu boleh cuma sekali cleansing. Tapi, kalau malam, selama kamu memakai sunscreen pas siangnya, kamu harus tetap double cleansing. Cleansing pertama pakai yang oil-based, lalu pakai yang water-based. Karena sunscreen itu bisa diam di atas kulit kamu tanpa terserap, sehingga bisa mengakibatkan pori-pori tersumbat. Kalau pori-pori tersumbat, nanti kamu banyak komedo dan jerawat.
“Kalau gitu ngga usah pake sunscreen aja dong.”
NGGA BOLEH. Sunscreen is a must. Cahaya matahari yang mengandung sinar UV itu JAHAT BANGET. Cahaya UV itu bisa bikin kamu jerawatan, kulit terbakar, sampai kanker kulit. Jadi kamu WAJIB PAKAI SUNSCREEN. Ngga cukup SPF di dalem makeup, karena spf di dalem makeup itu ngga ngasih apa-apa. Kamu harus pakai sunscreen secara terpisah. Titik.
Oke balik lagi, double cleansing udah jelas dong ya wajib dilakukan. Lalu kamu harus toning, alias pakai toner. Atau bahasa indonesianya, pakai penyegar. Kenapa? Karena toner itu akan mengembalikan pH kulit kamu. Ketika kamu membersihkan kulit, pH kulit kamu akan berubah menjadi alkali (basa), dan kulit yang sehat itu ada di kondisi asam, bukan basa. Kalau kulit kamu basa, kulit kamu akan rentan terhadap bakteri dan berbagai masalah lainnya termasuk pertumbuhan jerawat. Selain itu, tahap-tahap skincare yang akan kamu pakai selanjutnya akan bekerja lebih baik di kulit yang asam. Makanya kamu butuh pakai toner. Kamu boleh pakai toner apapun selama toner itu bisa mengembalikan pH kulit, tapi saranku hindari yang mengandung alkohol ya. Karena ada beberapa orang yang sensitif terhadap alkohol dan malah bikin kulitnya dehidrasi.
Setelah toner kamu pakai moisturizer.
“Tapi kulitku berminyak, nanti pakai moisturizer makin berminyak dong.”
Sayang, justru kamu perlu pakai moisturizer biar kulit kamu ngga overwork. Ilustrasinya gini, kulit kamu berminyak, terus kamu cuci muka, otomatis minyak dari atas kulit kamu keangkat kan? Nah, kamu perlu pakai moisturizer untuk mengembalikan kelembaban kulit kamu. Kalau kamu ngga pakai moisturizer, nanti kulit kamu akan kasih sinyal kalau mereka (si kulit) kekurangan kelembaban, dan akhirnya mereka akan memproduksi minyak yang lebih banyak. Hasilnya kulit kamu malah makin berminyak. Maka dari itu, kamu perlu pakai moisturizer biar kamu ngebantu kerja kulit kamu mengembalikan kelembaban yang hilang akibat mencuci wajah. Get it?
Habis itu pakai sunscreen deh kalau mau keluar rumah. Di atas udah dijelasin kan kenapa harus pakai sunscreen? Kalau ngga keluar rumah ya ngga masalah ngga pakai sunscreen asal kamu ngga duduk di depan jendela dengan cahaya matahari langsung (sinar UV bisa menembus ruangan lho).
Jadi udah jelas ya, tahap basic skincare regime yang bisa dilakukan untuk pemula adalah:
Oil Based Cleanser – Water Based Cleanser – Toner – Moisturizer – Sunscreen (siang hari).
“Kok orang lain bisa sampai 10 step sih?”
Nah, kalau basic routine-nya kamu udah fasih, tapi kamu ngerasa masih butuh tahap ekstra untuk mengatasi masalah kulit kamu, kamu boleh tambah tahapan lain SATU PERSATU. Jangan latah ya! Jangan mentang-mentang orang lain pakai 10 tahap, kamu langsung beli 5 produk tambahan dan langsung pakai semuanya. Jangan say, pelan-pelan, satu-satu.
“Kenapa harus satu-satu?”
Alasan paling utama adalah, biar kamu paham dulu, mana yang butuh dan ngga butuh kamu pakai. Contoh pertama, kamu udah pakai 5 basic step tadi, tapi kamu masih punya banyak pori-pori yang tersumbat. Nah, mungkin kamu harus pertimbangin untuk double toning. Contoh kedua, kamu udah pakai 5 basic step tadi, tapi jerawat selalu muncul kalau kamu abis keluar rumah. Nah, mungkin kamu harus pertimbangin pakai serum yang mengandung antioksidan. Jadi setiap tahap punya fungsi masing-masing, dan kamu harus paham yang kamu butuhkan itu apa dan yang ngga kamu butuhkan itu apa. Karena dasarnya, semakin simpel skincare routine-nya, semakin baik. Selama semua masalah kamu bisa teratasi dengan baik.
Alasan kedua, biar hemat bu. Kalau kamu puas dengan kulit kamu hanya dengan 5 basic skincare, kenapa harus ditambah-tambahin? Nambah step kan artinya nambah budget juga. Dan ngga semua orang rela investasi banyak uang untuk skincare kan?
“Selain 5 basic skincare tadi, apa aja step tambahan yang bisa digunakan?”
Ada banyak dan beda fungsi.
1)      Eksfoliasi, fungsinya untuk mengangkat sel kulit mati di permukaan kulit kamu. Eksfoliasi ini ada yang physical, ada yang chemical. Yang fisik itu pakai face scrub, lulur wajah, atau cleansing device. Sementara yang chemical itu pakai peeling (non scrub) atau exfoliating toner (sering juga disebut acid toner). Yang perlu diingat, kalau eksfoliasi secara fisik itu ngga boleh setiap hari, dan sifatnya cukup abrasif. Karena dia hanya mengangkat sel kulit mati dari permukaan tapi ngga memberi nutrisi apa-apa kepada kulit baru yang baru naik ke permukaan.
2)      Hydrating toner, fungsinya untuk menghidrasi kulit. Umumnya dipakai kalau kamu pakai chemical exfoliating, jadi nanti istilahnya double toning (exfoliating toner + hydrating toner). Setelah dieksfoliasi kan kulit masih baru, dan exfoliating toner itu cenderung bikin kulit agak kering. Jadi kamu butuh hydrating toner untuk mengembalikan hidrasi di kulit kamu.
3)      Essence/Booster/First Treatment, fungsinya ngga beda jauh sama hydrating toner, yaitu menghidrasi kulit. Tapi essence juga bisa membantu kerja dari produk-produk yang selanjutnya mau kamu pakai biar lebih efektif, jadi sebagai booster gitu.
4)      Serum/Ampoule, fungsinya adalah menutrisi kulit. Serum ini kandungannya rich banget dan biasanya kental. Serum juga biasanya agak mahal karena kandungannya yang rich tadi. Fungsi dari serum ini macem-macem sesuai dengan kandungannya. Ada yang untuk hidrasi (biasanya mengandung Hyaluronic Acid), mencerahkan kulit, antioksidan, anti-aging, pengendalian jerawat, macem-macem deh pokoknya. Tinggal disesuaikan aja dengan kebutuhan kamu. Dan dalam 1 kali rangkaian, kita bisa pakai berbagai jenis serum lho. Tapi kamu harus perhatikan bahan-bahannya jangan sampai ada yang bertentangan dan ngga boleh dipakai bersamaan.
5)      Eye Cream/Eye Serum, fungsinya untuk menutrisi area mata. Area mata (dan bibir) (dan leher) adalah area yang memiliki kulit paling tipis di antara seluruh area di wajah, sehingga sangat rentan terhadap penuaan. Jangankan penuaan, beberapa orang (termasuk aku), punya garis alami di area mata yang muncul karena aku tersenyum. Ngga mungkin dong ya aku ngga senyum biar ngga berkerut? Nah makanya perlu eye serum atau eye cream untuk menutrisi area mata ini. Selain itu area mata juga rentan sama mata panda kan?
6)     Masker, fungsinya ada yang untuk detoxifying kulit ada yang untuk menutrisi kulit. Tinggal kamu pilih aja butuh yang mana.
7)    Lip treatment, fungsinya untuk menjaga kesehatan bibir. Bisa berupa lip scrub dan lip balm.
8)    Face Oil, fungsinya untuk menutrisi kulit atau bisa juga untuk jadi pengganti moisturizer.
Hmmm panjang juga ya penjelasanku tentang basic skincare ini. Aku harap kamu ngga bosen ya bacanya. Hehe. One thing that you should remember, ngga ada paksaan untuk membangun skincare routine yang panjang kok. Semua itu balik ke kebutuhan dan kerelaan kamu. Kalau kamu ngerasa cukup dengan apa yang kamu lakukan saat ini, ya udah. Aku ngga bisa maksa. You do you. Tapi kalau kamu ngerasa butuh skincare routine yang panjang, aku harap aku bisa membantu dengan menulis post ini.
Oh iya, satu lagi. Be patient. Skincare butuh waktu untuk bekerja, jadi jangan buru-buru nambahin produk baru kalau kamu belum ngerasain perubahan dari skincare routine yang sudah kamu lakukan.
Thanks a bunch for reading :*

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments