I see you every day
through the shiny screen of my cellular
you’re so far away
yet feels so close to the bone
I feel like I knew you
for a million days of our youth
while in reality, about you
I only know your name, and that’s
the truth
I won’t speak about your
perfection
‘cause it will sounds so cheesy
eventhough I have many words to
explain
what about you, that always make
me feel uneasy
Oh baby, I wish we could hold
each other to eternity.
In sponsored
(Bahasa Indonesia) Hatomugi Skin Conditioner Review #sponsored
Posted on Thursday, November 23, 2017
Halo semuanya, apa kabar? Aku harap kamu
selalu sehat dan bahagia yaah :)
Kali ini aku akan kembali lagi dengan review
produk yang sudah aku pakai selama kurang lebih 2 minggu. Oh iya sebelumnya
aku mau menginformasikan bahwa tulisan ini disponsori oleh nihonmart, tapi
seluruh review yang aku tulis adalah
murni berdasarkan pengalamanku pribadi dan tidak ada yang ditutup-tutupi. nihonmart
mensponsori tulisan ini dengan cara mengirimkan produk ini secara cuma-cuma
untuk aku review.
Oke langsung aja ya. Produk yang mau aku review kali ini adalah produk yang kayaknya sih lagi banyak disukai
orang-orang, yaitu Hatomugi Skin Conditioner.
Sebenarnya produk ini udah buanyak banget review-nya,
tapi aku punya pandangan yang sedikit berbeda dari review-review yang sebelumnya sudah aku baca, jadi ngga ada
salahnya kalau kamu baca tulisan ini sampai akhir ya :)
Hatomugi sebagai bahan andalan |
Apa ini?
Jadi, sesuai dengan namanya, Hatomugi Skin Conditioner adalah kondisioner
untuk kulit. Kalau biasanya kita pakai kondisioner untuk rambut, nah yang ini
adalah kondisioner untuk kulit. Mengutip dari Wikipedia, kondisioner adalah
sesuatu yang memperbaiki atau meningkatkan kualitas dari material lainnya.
Kalau kondisioner untuk rambut ya berarti fungsinya untuk memperbaiki atau
meningkatkan tekstur dan penampilan rambut. Kalau namanya kondisioner udara,
(alias Air Conditioner, alias AC) ya
artinya sesuatu yang digunakan untuk meningkatkan kualitas udara demi
kenyamanan penggunanya. Intinya seperti itu. Jadi kalau namanya “Skin Conditioner” berarti produk ini
ditujukan untuk meningkatkan kualitas dan kenyamanan kulit.
Kenapa aku coba ini?
Jadi awalnya begini. Aku kan punya kulit yang berminyak nih, dan aku udah
mulai kesulitan cari cara biar minyak di kulitku ini ngga muncul berlebihan.
Aku pernah pakai produk yang mengklaim bisa membantu mengontrol sebum (kamu
bisa baca review-nya disini) dan
ternyata produk itu malah bikin kulitku memproduksi sebum yang lebih banyak.
Lalu aku mikir, apa jangan-jangan kulitku dehidrasi ya? Aku mulai cari cara
untuk menambahkan step tambahan dalam
skincare regime-ku. Jadi aku mulai
deh baca-baca review di Female Daily
Network bagian serum dan essence dan
aku menemukan produk ini di urutan ke-20 produk terpopuler. Lalu aku ingat,
beberapa waktu sebelumnya aku pernah lihat produk ini di salah satu drugstore dan aku tergoda untuk beli
karena namanya ngga asing. Ditambah lagi ukuran botolnya yang besar (setengah
liter kak :D) yang bikin aku mikir “wah hemat nih.”
Tapi waktu itu aku ngga jadi beli karena aku belum pernah baca review-nya. Aku takut salah beli atau
ngga cocok di kulitku jadi aku memutuskan untuk baca review dulu. Lalu aku mampir ke FD, pas lihat produk ini cukup populer
aku langsung klik untuk baca review-nya,
karena aku sudah lebih dulu tau kalau produk ini murah. Dan 90% orang yang review bilang kalau ini cocok di kulit
mereka dan punya hasil yang bagus. Nah dari situ aku makin tertarik pada produk
ini dan aku cerita ke temanku kalau aku tertarik sama produk ini bla bla bla.
Eh ternyata seminggu kemudian, aku dapat e-mail
dari nihonmart yang mengatakan bahwa mereka mau mensponsori review tentang Hatomugi ini. Wow bisa
kebetulan gitu yah :D
Setelah tanya-tanya akhirnya aku setuju untuk mencoba produk ini. Tiga
hari kemudian produk ini sampai and here
I am.
Klaim dan Cara Penggunaan |
Apa klaimnya?
Pada botolnya produk ini mengklaim:
1. Merupakan pelembab dan lotion yang tidak lengket yang dapat menembus ke daerah kulit
kering.
2. Memberikan cukup kelembaban pada kulit, merawat kehalusan dan mengurangi kekasaran.
3. Dapat menenangkan kulit setelah terbakar sinar
matahari, dan memiliki efek pendinginan dan pengetatan.
4. Dapat digunakan sebagai pelembab wajah dan
tubuh.
5. Bebas fragrance
dan pewarna.
Kemasan, Volume, dan Konsistensi
Seperti yang telah aku bilang tadi, aku dapat produk ini dari nihonmart.
Paket dari nihonmart ini sampainya cepet banget. Aku dapat konfirmasi kalau
produknya sudah dikirim pada hari Jum’at dan pada hari Minggu paketnya sudah
sampai. Paket datang dengan kotak bertuliskan “nihonmart” lengkap dengan
tulisan “Fragile” untuk mencegah
barang dibanting-banting. Di dalam kotaknya ada koran-koran yang aku sendiri
agak bingung fungsinya untuk apa. Peace. Haha.
Lalu produknya sendiri dibungkus dengan bubble
wrap untuk menghindari kebocoran saat pengiriman.
Paket dari nihonmart (tampak luar) |
Paket dari nihonmart (tampak dalam) |
Barang dalam keadaan tersegel dan perbandingannya dengan ukuran tanganku |
Produk ini kemasannya mirip sama botol air mineral. Warna botolnya bening
dan tutupnya berwarna ungu. Tulisan keterangan prduk yang asli dari produsen
juga di-cap berwarna ungu. Botol dan tutupnya dilapis segel plastik dan
sayangnya, keterangan produk yang sudah diterjemahkan oleh distributor (termasuk
ketrangan tanggal kadaluarsa) hanya ditempelkan di plastik tersebut. Kalau ngga
hati-hati keterangannya bisa ikut tersobek dan terbuang saat segel produk
dibuka. Tutup dari produk ini adalah tutup ulir dan lubang botolnya adalah
lubang karet biasa. Nah, lubangnya ini agak menyulitkan kita kalau mau
menuangkan produknya ke kapas ketika produk ini masih penuh. Karena produk ini
cukup berat, sementara biar produknya mau keluar kita harus menuang produknya
ke kapas, ngga bisa dengan cara menempelkan kapas lalu dibalik botolnya.
Takutnya karena produk yang berat dan lubang yang terlalu biasa ini, produknya
malah jadi tumpah-tumpah.
Tutup Ulir |
Lubang tempat keluarnya produk |
Produk ini bervolume 500ml which is
banyak banget ya, Bu :D Tebakanku sih karena bisa dipakai di wajah dan
tubuh makanya dikemas dalam ukuran besar. Konsistensi produknya cair banget
kayak air, tapi warnanya putih. Dipindah ke botol spray juga ngga ada masalah. Karena aku pernah mindahin produk lain
ke botol spray, tapi karena
konsistensinya lebih kental dr produk ini eh pas disemprot keluarnya muncrat
gitu. lol
Bahan-Bahan
Sesuai dengan namanya, produk ini memiliki kandungan utama Hatomugi atau
lebih dikenal dengan Job’s Tears, Coix Seed, atau Adlay. Komposisi lengkapnya
adalah:
Water, Dipropylene Glycol, Butylene Glycol, Glycerin, Dipotassium
Glycyrrhizate, Coix Lacrima-Jobi (Job’s Tears) Seed Extract, Styrene/Acrylates
Copolymer, Alcohol, Citric Acid, Sodium Citrate, Methylparaben, Propylparaben.
Ingredients List |
See something? No? Ada yang
sedikit aneh dari produk ini. Judulnya “Hatomugi” tapi kok Hatomugi-nya (nama
latinnya Coix Lacrima-Jobi) ada di
urutan keenam ya? Kalau kita lihat 5 bahan pertama, yang ada di urutan paling
awal adalah air (by the way water is
free, tho). Selanjutnya adalah Dipropylene Glycol yang merupakan pelarut, masking agent (sesuatu yang digunakan
untuk meyamarkan bau tidak sedap dari bahan alami yang digunakan), dan pengatur kekentalan. Selanjutnya
adalah Butylene Glycol yang merupakan pelarut (lagi), skin conditioning agent, humektan dan pengatur kekentalan (lagi).
Selanjutnya ada Glycerin yang berfungsi sebagai humektan. Lalu ada Dipotassium
Glycyrrhizate yang berfungsi sebagai skin
conditioning agent, mengurangi pengelupasan kulit, mengembalikan kekenyalan
kulit, anti iritasi, anti inflamasi, dan agen penenang kulit. Barulah
selanjutnya ada Job’s Tears Extract alias si Hatomugi sendiri.
Setelah melihat komposisinya, aku sudah ngga berharap banyak sama produk
ini. Kenapa? Karena terlalu banyak bahan-bahan tambahan yang malah ada di
urutan awal ingredients. Artinya
besaran dari bahan-bahan itu cukup besar. Dan kita ngga bisa bilang kalau
kandungan utama dari produk ini adalah ekstrak Hatomugi itu sendiri, karena
Hatomugi-nya sendiri ada di urutan keenam. Jadi menurutku produk ini kurang
sesuai dengan judulnya.
Berdasarkan review yang sudah
aku baca, banyak yang mengategorisasikan produk ini sebagai hydrating toner. Dan menurutku hal itu
kurang tepat.
Pertama, karena kandungan bahan yang berhubungan dengan hidrasi yang
muncul di urutan ketiga. Itu pun fungsi utamanya bukan sebagai hidrator, tapi
lebih ke solvent atau pelarut. Baru
di urutan keempat, kelima, dan keenam kita menemukan bahan yang berguna untuk
menghidrasi kulit kita.
Alasan kedua adalah karena ada kandungan alkohol di dalam komposisinya. As I said million times before, alkohol
bisa membuat kulit kering. Memang sih alkohol juga bisa membantu produk
menyerap lebih cepat, tapi aku selalu berpikir kenapa kita harus pakai produk
beralkohol yang punya potensi untuk bikin kulit kering, kalau yang kita cari
adalah produk hidrator. The good news is alkohol-nya
berada di urutan bawah yang artinya ngga terlalu banyak kandungannya. Fiuh.
Alasan terakhir mengapa aku ngga mau mengategorikan produk ini sebagai hydrating toner adalah karena produk ini
mengandung Citric Acid. Mungkin ada
yang belum tau, tapi citric acid adalah
salah satu bentuk dari Alpha Hydroxy Acid
(AHA) yang merupakan eksfoliator. Kalau mengandung eksfoliator ya berarti
ngga bisa dikategorikan sebagai hydrating
toner dong ya. Kita kan pakai hydrating
toner biar kelembaban kulit kita setelah pakai eksfoliator bisa kembali,
tapi kalau kita pakai produk ini setelah pakai eksfoliator, sama aja kita
mengeksfoliasi setelah eksfoliasi. Meskipun kandungan citric acid-nya kecil dan terletak di bagian belakang-belakang.
Oh iya, seperti yang kita tahu, produk ini juga mengandung ekstrak
Hatomugi. Setelah aku Google sana-sini ternyata Hatomugi itu ngga boleh
dikonsumsi (secara oral) sama ibu hamil. Tapi aku belum menemukan sumber yang
bilang kalau Hatomugi juga ngga boleh digunakan ke kulit selama hamil, jadi
sebaiknya kamu (yang lagi hamil) tanya dulu ke dokter kamu sebelum menggunakan
produk ini ya :)
Dan produk ini menggunakan Paraben.
Aku pribadi ngga ada masalah sama penggunaan Paraben, tapi bagi kamu yang menghindari Paraben mungkin kamu bisa skip
produk ini.
Produk cair seperti air berwarna putih |
Produk sebelum dibaur |
Produk setelah dibaur |
Produk setelah meresap |
Cara Pakai dan Efek di Kulit
Pada kemasannya, produk ini menjabarkan cara pemakaiannya dalam 2 cara:
1. Sebagai masker wajah dengan cara menuangkan
Hatomugi Lotion ke kapas dan
menerapkannya sebagai masker selama 5-10 menit.
2. Gunakan padding ke kulit untuk efek pelembab.
Dari hasil baca-baca review sebelumnya,
banyak yang bilang kalau produk ini lebih nyaman digunakan dengan cara
disemprotkan ke wajah. Nah karena review-review
tersebut, akhirnya aku memutuskan untuk memindahkan produk ini ke botol spray yang sudah disteril. Aku pakai
produk ini sebagai adjusting toner setelah
cuci muka sebelum menggunakan produk lainnya. Biasanya aku hanya menyemprot
produk ini banyak-banyak ke wajah dan membiarkannya sampai kering.
Banyak yang bilang kalau mereka senang mengaplikasikan produk ini untuk
menenangkan kulit saat kepanasan. Aku pernah mencoba cara ini tapi tidak
melihat perubahan apa-apa di temperatur kulit maupun di kenyamanan kulitku.
Selain itu seperti saran di kemasannya, produk ini bisa digunakan sebagai
masker wajah. Tapi melihat komposisinya, aku merasa tidak memiliki alasan untuk
menjadikan produk ini sebagai masker. Jadi sejauh ini, aku memperlakukan produk
ini ya hanya sebagai toner saja.
Untungnya produk ini tidak memberikan reaksi negatif di kulitku. Tidak
ada jerawat atau bruntusan yang
muncul sama sekali. Produk ini cukup bisa memberi sedikit kelembaban di kulit
meskipun lebih banyak bertindak sebagai penenang. Aku pernah menggunakan produk
ini hanya di tangan kiri, dan aku tidak merasakan perbedaan signifikan antara
tangan kanan yang tidak menggunakan
produk ini dan tangan kiri yang hanya menggunakan produk ini.
Tips dan Peringatan |
Tips dan Peringatan Produk
Pada kemasannya produk ini memberikan peringatan untuk tidak digunakan dalam
keadaan cedera, eksim, bengkak, dll. “Hentikan pemakaian jika terjadi
kemerahan, gatal terjadi pada ski (what?)
setelah menggunakan produk saat terkena sinar matahari. Konsultasikan ke dokter
kulit segera.” That’s what literally
written on the packaging, I don’t know what “ski” means.
Peringatan lainnya adalah kemungkinan adanya endapan berupa residu putih
yang menempel di bagian dalam botol. Hal tersebut terjadi karena bahan-bahan
yang digunakan adalah bahan alami. Namun endapan tersebut tidak mempengaruhi
kualitas dan keamanan produk.
Apakah produk ini sesuai dengan
klaimnya?
Hmmm...mungkin. Aku baru pakai produk ini selama 2 minggu, dan selama aku
mencoba produk ini aku ngga merasakan perubahan drastis pada kulitku. Tapi yang
jelas judul dan kandungan dari produk ini sedikit kurang sinkron sih. Kalau
memang jawaranya adalah Hatomugi, harusnya Hatomugi diletakkan pada komposisi
awal. Jadi pengguna akan benar-benar merasakan kegunaan dari Hatomugi itu
sendiri, bukan kegunaan dari bahan-bahan lain seperti Glycerin atau bahan lainnya yang posisinya malah
muncul lebih awal pada ingredients list.
Produk ini memang dipasarkan sebagai Skin
Conditioner dan memang sesuai dengan penyebutannya sebagai skin conditioner, produk ini memang
lebih berat fungsinya sebagai pengondisi kulit, bukan sebagai pelembab kulit.
Jadi kalau kamu mencari produk untuk mengondisikan kulit kamu, kamu bisa
menggunakan produk ini. Tapi jika kamu mencari produk untuk melembabkan kulit
kamu, produk ini kurang tepat untuk kamu.
Jadi ada 2 concern disini.
Pertama, produk ini sesuai dengan namanya sebagai skin conditioner. Tapi yang kedua, produk ini tidak sesuai jika
mengangkat Hatomugi sebagai bahan andalan, karena kandungan Hatomugi-nya
sendiri tidak berada pada urutan awal ingredients
list.
Review keseluruhan:
(+) Mudah meresap di kulit.
(+) Tidak berbau.
(+) Tidak lengket dan tidak meninggalkan rasa apa-apa di kulit.
(+) Mampu memberi sedikit efek lembab.
(+) Mampu mengondisikan kulit, sesuai dengan judulnya.
(+) Mudah ditemukan. Kamu bisa beli produk ini di nihonmart (www.nihonmart.id)
atau drugstore terdekat.
(+) Isinya banyak dan harganya murah (500ml untuk harga Rp. 98.500).
(+) Bisa digunakan untuk wajah dan tubuh.
(+) Informasi yang diberikan cukup lengkap.
(-) Botol besar dan berat saat masih penuh, sehingga rawan untuk tumpah
saat akan dituang.
(-) Nama produk dan kandungannya kurang sesuai.
(-) Mengandung (terlalu) banyak bahan tambahan.
(-) Mengandung alkohol.
(-) Mengandung Paraben.
(-) Hasil kurang “nendang”.
Ranking? 3/5
Repurchase?
Maybe. Tapi bukan untuk
digunakan ke wajah, mungkin lebih cenderung akan digunakan untuk kulit.
Sepertinya sekian review dariku
tentang Hatomugi Skin Conditioner ini. Semoga dapat membantu kegalauan kamu
saat akan memutuskan untuk membeli produk ini atau tidak. Terima kasih banyak
pada nihonmart yang sudah mensponsori tulisan ini. Mohon maaf atas segala
kekurangannya. See you in the next post! X.O
https://en.wikipedia.org/wiki/Conditioner
https://en.wikipedia.org/wiki/Hair_conditioner
https://www.truthinaging.com/ingredients/glycerin
I’m longing to the day,
when we could meet each other’s eyes,
saying our name while shaking hands,
for the first time.
And to the day,
that we dance to Sinatra,
dive into each other’s mind in silence,
we speak through our stare,
we listen through our heart beat,
chest to chest,
palm to palm,
consuming the absoluteness of time.
We know exactly what we want,
we know we complete each other’s flaw,
and we know that we mad for each other’s love.
But, is this real?
Is it enough to just love?
Is it okay to just declare that “I can’t live without you”
while we have a thousand rules to keep,
while we have a million eyes to please,
is it enough that we found each other?
Is it enough?
21.11.17 - @yustitiaayu
In beauty review the old goods and the new
The Old Goods and The New #1: Things I Used Up and The Replacement
Posted on Saturday, November 4, 2017
Haaaaaiiiii!!! Apa kabar? Aku harap kamu
selalu bahagia dan sehat yaah.
Kali ini aku mau share soal
produk-produk yang sudah habis aku pakai nih. Well, basically this is one of those “empties” post you’ve seen before.
Kalau biasanya orang lain cuma share produk
apa saja yang sudah mereka pakai sampai habis, aku mau buat yang sedikit
berbeda nih. Jadi, selain share produk-produk
yang aku pakai sampai habis, aku juga mau share
soal produk apa saja yang aku beli untuk menggantikan produk-produk yang
sudah habis tersebut. Jadi kamu juga bisa tau produk mana saja yang aku repurchase dan produk mana saja yang aku
ganti dan alasannya kenapa. Selain itu, aku juga menyertakan produk-produk yang
ngga aku pakai sampai habis tapi sudah lewat shelf life atau sudah expired.
Jadi memang sudah ngga bisa aku pakai lagi.
Nah untuk segmen ini, aku beri nama “The Old Goods and The New” lol. Agak
geli sih ngasih nama segmen-nya, tapi suka *ngerasa kreatif*. FYI buat yang
ngga tau, nama segmen-nya diambil dari Game of Thrones. Dimana kalo di GoT ada
sebutan “The Old Gods and The New” yang merujuk pada 2 jenis agama atau dewa yang
mayoritas disembah oleh orang-orang di dunia Game of Thrones, tepatnya di
Westeros. Ada dewa-dewa lama (The Old Gods of The Forest) dan dewa-dewa baru (The
Faith of The Seven).
Anyway, moving on to the products.
1. The Old: Bioré Cleansing Oil / The New: idem.
Ini
adalah first cleanser favorit aku. Pertama
kali juga pakai oil-based cleanser ya
pakai produk ini. Enak banget sih dipakainya, buat membersihkan makeup atau sunscreen ampuh banget. Cara pakainya adalah dengan mengaplikasikan
sekitar 2-3 pump oil ini ke kulit
wajah yang masih dalam keadaan kering. Lalu ratakan dengan jari sambil
dipijit-pijit. Nanti makeup dan sunscreen kita akan lumer bersamaan
dengan oil-nya. Setelah itu kita
harus membasahi tangan kita dan memijit kembali kulit kita agar minyak dapat
teremulsifikasi, nantinya minyak akan berubah menjadi putih seperti susu. Baru deh
dibilas dengan air atau washlap.
Aku
suka banget dengan produk ini karena berkerja dengan sangat baik untuk
membersihkan makeup maupun sunscreen di kulitku. Sebenarnya produk
ini juga bisa digunakan untuk menghapus riasan mata dan bibir. Tapi kalau di
mataku, produk ini bikin mata perih ketika dibilas. Mungkin karena minyaknya
masuk-masuk ke mata. Dan akhirnya aku memilih untuk pakai eye remover lain yang akan aku jelaskan di bawah.
Produk
ini aku repurchase karena aku belum
menemukan first cleanser lain yang
harganya terjangkau dan ampuh untuk membersihkan makeup dan sunscreen. Oh
iya, produk ini harganya Rp. 99.000,- dengan ukuran 150ml dan bisa tahan sampai
6 bulanan (kalau ngga dipakai setiap hari seperti aku).
2. The Old: Wardah EyeXpert Eye Makeup Remover / The New: Nivea Double Effect Eye Make-up Remover
Nah,
kalau tadi pembersih untuk kulit, yang ini untuk mata dan bibir. Aku pakai
produk ini untuk membersihkan mata dan bibir saat menggunakan produk yang waterproof. Kalau ngga pakai produk waterproof, biasanya aku akan pakai micellar water biasa. Produk lamanya
adalah Wardah EyeXpert eye Makeup Remover, dan aku cinta banget sama produk
ini. Kalau kata orang ebrsihin maskara waterproof
itu PR banget, kalau pakai produk ini mah PR-nya dikerjain sama si Wardah
ini. Lol. Enak banget asli, sekali ulas langsung hilang maskaranya. Ngga perih
juga di mata, kalau dipakai di bibir juga ngga bikin bibir terkelupas. Harganya
juga murah, lupa tepatnya berapa tapi yang jelas untuk botol ukuran besar (100
ml) itu masih di bawah 50 ribu. Dan habisnya juga lama, soalnya dipakai hanya
untuk mata dan bibir kan. Seingatku, aku udah repurchase produk ini 2 kali. Pertama beli yang besar, lalu yang
kecil, dan yang besar lagi yang sekarang udah habis juga.
Tapi
untuk kali ini aku ngga repurchase. Kenapa?
Karena aku tertarik untuk mencoba Nivea Double Effect Eye Make-up Remover. Kata
orang-orang, Wardah sudah enak kan. Nah si Nivea ini lebih enak lagi. Nah lho,
jadi penasaran kan :D Makanya aku memilih untuk ngga repurchase si Wardah dan beralih untuk mencoba si Nivea. Harganya lebih
mahal sih sekitar 60 ribu atau 70 ribuan, tapi isinya juga lebih banyak 25 ml
(1 botol isi 125 ml). Aku sudah pernah pakai produk ini sekali. Seingatku sih
sama enaknya seperti si Wardah, tapi udah agak lupa juga.
3. The Old: L’oreal Extraordinary Oil / The New: idem
Ini
adalah life saviour T.T. rambutku itu
keriting, mengembang, dan kering (mayoritas rambut keriting emang kering FYI). Susah
banget diatur, harus pakai conditioner setangkup
(literally, boros ye) itu pun harus
ditambah oil ini. Kalau pakai oil ini, rambutku yang tadinya kayak
singa jadi bisa nurut sedikit huhu seneng banget. Meskipun ngga terlalu ampuh
untuk menangani rambutku yang kering, tapi aku ngga tau gimana nasibnya
rambutku kalau ngga pakai oil ini. Dan
of course aku repurchase karena aku belum menemukan rekomendasi produk lain yang
bisa menjinakkan si singa ini. Lol.
4. The Old: Skinaqua UV Moisture Milk SPF50+ PA+++ / The New: Bioré UV Aqua Rich Watery Essence SPF50+ PA++++
Produk
Skinaqua ini belum habis sebenarnya, tapi udah lewat masa shelf life jauuuuh banget, mungkin ada kali ya 6 bulanan *jangan
ditiru* :D. Dan hasilnya udah jelek banget untuk kulit, setiap habis pakai sunscreen ini pasti nongol jerawat. This is my first sunscreen ever by the way. Aku
udah pernah repurchase ini sekali. Dulu
ngga pernah pakai sunscreen terpisah
selain yang ada di makeup. Lalu tibalah
saatnya harus KKN di Lombok, dimana Lombok kan panas banget ya kak, jadilah
pusing cari sunscreen. Baca-baca review, katanya ini paling enak. Ternyata
emang enak sih. Tapi tetep masih pengen coba yang lain karena sunscreen ini masih bikin mukaku berminyak
walaupun ngga parah. Waktu itu sebenernya udah ngga pengen repurchase, tapi karena kepepet terus pusing mau beli yang mana,
akhirnya repurchase.
Nah
sekarang lagi dalam tahap pencarian sunscreen
lainnya, jadilah ngga repurchase Skinaqua
ini. Baca-baca review katanya
punyanya Biore enak, ya sudah deh pilihan jatuh ke Biore. Baru coba Biore 2
kali dan baru bisa kasih review sedikit.
Ini termasuk mineral sunscreen, sementara
si Skinaqua itu physical sunscreen. Tekturnya
cair banget, gampang meresap. Ngga ada white
cast-nya juga. Belum tau bikin berminyak apa ngga, karena cuma dipakai
sebentar doang. Tapi baunya agak kuat sih. Bau-bau jeruk gitu karena ternyata
mengandung ekstrak buah-buahan. Aku suka sih baunya, tapi mungkin di beberapa orang
ngga bisa toleransi. Hehe.
5. The Old: Nivea Lip Butter in Cocoa / The New: Nivea Lip Butter in Raspberry Rosé
Kalo
produk yang ini juga masih belum habis, tapi udah expired. Hiks. Padahal masih ada lebih dari setengah. Sejauh ini,
Nivea Lip Butter ini adalah pelembab bibir yang paling ampuh untuk bibirku. Aku
ngga terlalu suka eksfoliasi bibir ketika bibir itu dalam keadaan kering karena
jadinya sakit. Tapi biasanya kalo bibirku udah terlanjur kering, aku pakai
Nivea ini yang banyak terus aku bawa tidur atau aku diemin seharian. Habis itu
pasti kulit-kulit keringnya udah mulai lembek trus bisa dikelupas pelan-pelan. Baru
deh aku eksfoliasi bibir pakai scrub atau
simply aku kelupasin pelan-pelan.
Pertama
beli yang cocoa karena adanya itu,
lalu repurchase yang raspberry rose karena adanya ya itu. Lol.
Tapi emang mau tau juga sih ada bedanya apa ngga antara yang cocoa sama yang rasa lain. Lalu ngga menyesal
sama sekali karena baunya gilaaaa enak banget. Waktu pertama kali cium baunya
langsung endus-endus terus. Haha. Lebih suka daripada bau yang cocoa karena pada dasarnya aku ngga suka
bau cokelat di dalam produk kecantikan. Lol.
Jadi
itulah semua produk yang sudah aku habiskan selama beberapa waktu ini. Sedih
sih karena habisnya barengan yang artinya repurchase
atau beli gantinya juga barengan. Bangkrut kak. Tapi senang juga karena
punya alasan untuk belanja. Lol. Semoga episode pertama The Old Goods and The
New ini bisa membantu kamu ya.
Thanks for reading! Love ya!
Subscribe to:
Posts
(
Atom
)