Wahai perempuan yang baru patah hati. Ini bukan
tentang apa yang salah pada dirimu.
Ini tentang
ditinggalkan berkali-kali namun tetap melihat bayangan di kaca itu sebagai
perempuan yang kau banggakan.
Bayangan itu
tidak berubah sama sekali.
Coba lihat
matanya. Memang, mungkin agak sembap, tapi bentuknya sama. Warnanya sama. Tetap
cokelat, tetap biru, tetap abu-abu. Apapun warnanya, dia indah. Selalu indah. Jangan
lihat kantung yang menggelap di bawah mata itu. Sedikit concealer bisa
mengoreksinya. Fokus pada mata itu. Pada sinarnya yang sedikit redup karena
hati pemiliknya sedang terluka. Sinar itu hanya pergi sementara. Mengelana mencari
sumber kebahagiaan lain. Biarkan. Dia akan kembali. Mata itu akan kembali
hidup. Coba terima rasa yang kau rasakan. Peluk sakitnya. Rengkuh lukanya.
Coba lihat
hidungnya. Tidak mancung, tidak pesek. Sedikit besar dan membulat. Tapi indah. Kamu
tidak perlu menyalahkan bentuknya. Kamu tidak perlu mengoreksinya. Kamu tidak
butuh suntik filler untuk membuatnya lebih tegak. Tidak. Kamu cukup seperti
ini. Kamu indah seperti ini. Kamu hanya perlu menerimanya. Memang, ujungnya
memerah sebab kau terlalu banyak mengusapnya, menghapus lendir yang keluar saat
kau menangis. Tak apa. Nikmati saja sakitnya. Resapi saja tiap perih yang
muncul.
Coba lihat
bibirnya. Tidak tipis, tidak tebal. Sedikit kecil dan asimetris. Tapi indah. Selalu
indah. Kamu mungkin tidak pernah tahu berapa banyak orang yang bahagia
mendengarmu berbicara. Mendengar kalimat yang keluar dari bibirmu itu. Bibirmu sempurna.
Kamu tidak butuh apa-apa untuk membuatmu merasa sempurna. Kamu sudah sempurna.
Lihat wajah
itu. Memerah sebab terlalu lama mengusap air mata. Tersedu. Hatinya patah. Hatinya
remuk. Tapi bayangan itu tidak berubah. Mata itu tetap sama seperti kemarin. Hidung
itu tetap sama seperti kemarin. Bibir itu selalu membuat orang jatuh cinta
padamu.
Biarkan dia
pergi. Biarkan.
Bukan dirimu
yang salah. Lihat bayangan itu. Lihatlah. Dia sempurna. Tubuhnya memang
dipenuhi lemak. Dipenuhi stretch mark. Tapi
itulah kesempurnaan yang kau miliki. Mungkin saat ini kau terlihat jelek. Biarkan
saja. Kau terlihat jelek karena kau sedang patah hati. Coba sekarang kamu pergi
ke kamar mandi, basuh tubuhmu, basuh wajahmu sekaligus semua air mata itu. Kenakan
baju terbaikmu. Kenakan riasan andalanmu. Kenakan sepatu yang paling kamu suka.
Lalu keluar lah. Lihat dunia.
Kamu pantas.
Kamu berharga.
Kamu sempurna.
Bukan salahmu
jika ia pergi. Bukan salahmu jika ia tidak bisa menerima kesempurnaanmu. Bukan salahmu,
sayang.
Perempuan yang
kau lihat setiap hari di kaca itu adalah dirimu. Dan kamu cantik. Kamu sempurna.
Biarkan dia pergi. Itu bukan salahmu. Bukan.
0 komentar:
Post a Comment